Libur-libur semester kemarin, ada whatsapp masuk dari Isti anak
KIR 54, aku kira undangan untuk dateng KIRSPY (pelesiran cerdas a.k.a
study tour), ternyata undangan buat sharing sebagai trainer di LDKS-nya SMA Negeri 54 Jakarta. Aku terima, Alhamdulillah walaupun namanya kerja tapi bikin liburan jadi gak garing. Awalnya aku kira bakal ngisi materi leadership, tapi pas ketemu Rafly, Kombid V MPK 54 2012/2013 sekaligus Ketua Pelaksananya, ternyata aku diminta sharing tentang
Public Speaking. Sempat bolak-balik diundur sampe jadinya dipenghujung liburku.
Berangkat dari Jakarta bareng rombongan yang pakai tronton, sedangkan aku ditemani Zahra, Fathur, dan Vega bawa mobil sendiri biar bisa pulang duluan abis ngisi materi. Alhamdulillah sampai villa di Ciloto - Puncak, Jawa Barat dengan perjalanan yang cukup lancar. Aku buka sesi sharing malam itu dengan Bendera dari Cokelat, mencoba membuka kembali aura relaksasi mereka di malam yang dingin setelah perjalanan dengan berdesak-desakan di mobil militer. Senam relaksasi a la Prof. Eko Indrajit - coach-ku waktu APICTA 2012 di Brunei - pun aku coba. Okay, nyok bahas materinya, pakai kemeja merah muda,
and... the shows up!
Personalize Yourself & Speak Up!
Tidak perlu bawa literatur tentang Leadership, kita semua setuju bahwa pemimpin besar hanyalah mereka yang membangunnya dengan kemampuan komunikasi yang kuat. Komunikasi sendiri memiliki arti
to share dan
to put in common. Definisi komunikasi yang dirilis di wikipedia tersebut bermakna bahwa komunikasi adalah sebuah proses yang menguntungkan subjek dan objeknya. "
To share" memiliki perspektif orientasi kepada orang lain untuk mendapatkan sesuatu, sedangkan "
to put in common" memiliki perspektif terhadap pemikiran subjek agar laku di lingkungannya.
Anxiety vs. Benefits
Namun, seluhur-luhurnya makna dari komunikasi dalam hal ini
Public Speaking, ternyata bukan hal yang mudah dilakukan bagi banyak orang. Sebuah survei nasional di AS membuktikan bahwa banyak orang yang lebih baik mati dari pada harus bicara di depan umum. Ternyata diantara peserta LDKS sudah sadar bahwa public speaking tidak sepaputnya ditakuti. Satu-persatu dari mereka menjawab manfaat public speaking untuk: meningkatkan percaya diri, membangun kepemimpinan/pengaruh, membuka peluang, menciptakan solusi, membangun jaringan sosial, menghasilkan uang, dsb. Kenapa? Mudah-mudahan terjawab di bagian penutup ya...
Namanya juga pemimpin, pasti jumlahnya lebih sedikit daripada pengikutnya. Tinggal pilih mau jadi yang mayoritas dengan kemampuan komunikasi yang biasa-biasa saja dan kadang menghindar, atau minoritas yaitu pemimpin yang berani ambil resiko untuk salah dan terus menambah jam terbang. Menurut survei oleh Nancy Duarte bahwa 86,1% jajaran eksekutif percaya bahwa kemampuan komunikasi yang kuat berdampak pada kesusesan mereka, secara langsung!
Learning from Soccer
Jika, diibaratkan sebagai pertandingan sepak bola, apa sih yang diharapkan oleh para supporter? Gol! bukan? Tujuan dari public speaking itu bisa kita ibaratkan sebagai permainan sepak bola, dimana supporter tadi adalah audience-nya.
Kita urai dulu elemen-elemen dari permainan sepak bola ini. Pertama, ada bola yang merupakan pesan dari pembicaraan. Lalu terdapat gawang yang merupakan pikiran (
mind) dari audience, namun dijaga oleh seorang kiper yang merupakan rejection-nya seperti "siapa sih yang bicara ini?", "gak mudeng ngomong apa itu", "sudah
mainstream materinya", dsb. Nah, kita sebagai pencetak gol atau kicker bertugas membobol gawang kiper, toh!
Be Over-Prepared!
Mungkin gak sebuah tim sepak bola akan mencetak gol bahkan kemenangan, tapi pemainnya gak terlalu ngerti sepak bola itu sendiri? atau bermain hanya dengan strategi yang biasa saja? atau jarang latihan? Gak mungkin kan... Sepeti itulah mempersiapkan sebuah public speaking.
- Pengetahuan yang luas, hubungkan dengan banyak aspek yang lebih umum.
- Gunakan kata-kata yang provokatif, yang membangkitkan semangat.
- Latihan! Latihan!, kalau yang ini jelas sudah tidak bisa ditawar lagi.
- Siapkan rencana-rencana pengganti.
Message-centric
Namanya permainan sepak bola yang selalu diperhatikan dan kejar bolanya kan? Nah, bola kan pesan dalam pembicaraan. So, gimana caranya mencetak gol itu sendiri? gini nih...
- Buat struktur dari ide-ide yang ingin dibawakan.
- Sampaikan lebih banyak fakta daripada opini pribadi, buktikan opini dengan fakta.
Who is your Audience?
Selama ini industri olahraga sepak bola hidup karena penggemar atau fans yang begitu antusias, begitu pula setiap tim berarti hidup dari fans mereka di tribun dan depan layar setiap bermain. So, your Fans is all about, please Concern about them. Caranya...
- Jadilah teman bagi mereka, sebagai teman kita akan ketahui apa yang mereka harapkan.
- Sapa, bangun semangat yang sama agar persepsi ikut sama.
- Terbuka, biarkan orang tahu banyak tentang kita.
Last but not least...
Itulah mengapa judul sharing ini adalah "Personalize Yourself & Speak Up!", karena public speaker yang baik adalah mereka yang memiliki kepribadian yang baik. Memang tidak dibahas banyak tentang teknis berbicara yang disini, karena mental dan kemauan tidak bisa direkayasa. Kesuksesan dimana-mana juga hanya datang bagi mereka yang berani ambil resiko dan mau berusaha.
Menunggu fajar menyingsing, barulah kami kembali ke Jakarta meninggalkan teman-teman yang masih semangat untuk LDKS. Terima Kasih kepada MPK-OSIS-Ekstrakulikuler SMA Negeri 54 Jakarta serta Guru Pembina atas kesempatan yang telah kalian berikan. Maju terus generasi JKT54 :D
ye ye ye
la la la