Aku memang bukanlah seorang pemimpin, apalagi pemimpin yang baik. Sejauh ini aku hanya mengenal pemimpin itu artinya pengaruh, dan aku mengenalnya baru dari mengimplementasikan dan memperdalam beberapa teori dan pengalaman kepemimpinan.
Adapun orang yang berada diatas, tapi dia bukan pemimpin, lebih cocok istilah baginya adalah manajer. Setelah ini kita akan lebih mengetahui apa bedanya pemimpin dan manajer.
Jika diberikan sebuah angka oleh bawahannya...
Manajer biasanya berputar-putar bicarakan angka, naik dan turunnya. Pemimpin akan cari tahu kenapa muncul angka tersebut, kenapa bisa sampai naik ataupun turun.
Jika bawahan meminta petunjuk soal apa yang harus dikerjakan...
Manajer akan bahas sampai detail-detailnya soal pengerjaan yang diberikan. Pemimpin hanya akan beritahu tujuan Ia berikan pekerjaan itu, apa resiko dan konsekuensi dari setiap langkah kerja yang diambil.
Saat ada ketidaksesuaian hasil pengerjaan oleh bawahan...
Manajer mungkin akan marah-marah. Pemimpin akan tetap terima dengan kata "tapi..." agar bawahannya bisa berubah, selanjutnya ketidaksesuaian itu akan Ia siasati dengan mengoper pekerjaan itu ke bawahan lain yang lebih mampu. Disitulah terkadang pemimpin juga bekerja teknis untuk memberikan contoh bagi bawahan yang belum mampu tersebut.
Contoh skenario di atas hanyalah contoh dari perbedaan antara pemimpin dan manajer, masih banyak lagi aspek yang dapat membedakan antara pemimpin dengan manajer.
Jika Anda seorang bawahan, siapa yang Anda pilih jadi atasan, pemimpin atau manajer?
Lalu, dari gambaran yang saya paparkan, siapakah Anda?
Manajer berfikir taktis dimana Pemimpin berfikir Strategis. Manajer akan bertanya Apa, Pemimpin mempertanyakan Kenapa.
6/13/11
6/11/11
Masalah Persatuan
Pernahkah kita merasa organisasi kita sulit menemukan tujuan yang sama? Pernahkah kita merasa dalam organisasi kita hanya sebagai orang terdaftar?
Satu kata, yaitu eksklusifisme. Rasa keistimewaan bagi beberapa orang yang sebenarnya hanya membawa/terbawa satu orang ambisius saja.
Orang-orang tersebut beranggapan pendapat mereka paling benar. Mereka biasanya memutuskan kepentingan keseluruhan organisasi tanpa menghiraukan banyak elemen organisasi lainnya.
Mengapa hal tersebut menjadi masalah? Karena mereka tentu akan membuat elemen organisasi di luar mereka merasa tidak dihargai, sehingga orang-orang di luar mereka tersebut cenderung diam dan ingin menjauh. Jelas saja, mereka hanya akan merasa dimanfaatkan orang-orang eksklusif tersebut.
Selanjutnya orang-orang eksklusif tersebut akan merasa hanya mereka yang berjasa selama ini. Orang-orang eksklusif tersebut tidak akan sadar bahwa mereka menganut eksklusifisme.
Solusinya?? Jangan pernah meremehkan siapapun, apapun latar belakangnya. Jangan takut jadi sendiri karena dekat dengan siapapun, jangan sering-sering kumpul dengan orang-orang itu aja.
Satu kata, yaitu eksklusifisme. Rasa keistimewaan bagi beberapa orang yang sebenarnya hanya membawa/terbawa satu orang ambisius saja.
Orang-orang tersebut beranggapan pendapat mereka paling benar. Mereka biasanya memutuskan kepentingan keseluruhan organisasi tanpa menghiraukan banyak elemen organisasi lainnya.
Mengapa hal tersebut menjadi masalah? Karena mereka tentu akan membuat elemen organisasi di luar mereka merasa tidak dihargai, sehingga orang-orang di luar mereka tersebut cenderung diam dan ingin menjauh. Jelas saja, mereka hanya akan merasa dimanfaatkan orang-orang eksklusif tersebut.
Selanjutnya orang-orang eksklusif tersebut akan merasa hanya mereka yang berjasa selama ini. Orang-orang eksklusif tersebut tidak akan sadar bahwa mereka menganut eksklusifisme.
Solusinya?? Jangan pernah meremehkan siapapun, apapun latar belakangnya. Jangan takut jadi sendiri karena dekat dengan siapapun, jangan sering-sering kumpul dengan orang-orang itu aja.
posted from Bloggeroid
Subscribe to:
Posts (Atom)