7/19/12

Konfigurasi DHCP Server pada Router Cisco

Nge-wifi di kampus biasanya gak ribet, paling cuman perlu ngatur proxy. Gak perlu ngatur IP, cukup buat Automatic DHCP. Gimana cara setiap komputer yang akses wifi bahkan dari banyak access poin yang tersebar dapet IP yang berbeda-beda dan tidak bentrok? Gini ceritanya...
Untuk ukuran jaringan yang besar, melayanai banyak pengguna, diperlukan DHCP Server yang bertugas mengatur IP setiap yang mengakses. Router pun bisa melakukan tugas tersebut, namun tidak pada ukuran yang besar disamping router memiliki tugas utama itu routing. Kali ini saya akan coba mencontohkan konfigurasi router sebagai DHCP server.
Router#conf t
Router(config)#service dhcp
Router(config)#ip dhcp pool [network] isikan network yang akan dilayani
Router(config)#ip dhcp pool 10.17.48.0/23
Router(dhcp-config)#network 10.17.48.0 255.255.254.0
Router(dhcp-config)#default-router 10.17.48.1
Router(dhcp-config)#dns-serve optional saja 
Router(dhcp-config)#exit
Router(config)#ip dhcp excluded-address 10.17.48.1 ip yang tidak boleh dipakai (karena gateway)
Patut digunakan dalam simulasi supaya setiap PC yang ada tidak perlu lagi dikonfigurasi satu per satu.
Selamat Mencoba!

7/17/12

Routing Dasar - Dynamic

Masih dengan topologi yang sama, saya ingin membayar hutang untuk mebuat router lebih pintar. Dynamic routing membuat router saling mengisi routing table dengan menyalin tabel yang ada di tetangganya (adjacent). Sehingga dalam mengatur router secara dinamis, hanya perlu diketahui adjacent-nya saja, atau router yang berhubungan dengannya.
Terdapat banyak metode dalam dynamic routing, diantranya RIP, IRGP, EIGRP, dan OSPF. Kali ini saya memilih EIGRP. Berikut ini syntax-nya:
Router(config)#router eigrp 109
Router(config-router)#network [ip_adjacent-1]
Router(config-router)#network [ip_adjacent-n]
Router(config-router)#end
Router#
Nah, jika diaplikasikan pada topologi, inilah caranya:
A(config)#router eigrp 109
A(config-router)#network 10.1.1.10
A(config-router)#network 10.1.1.11
A(config-router)#end
A#
B(config)#router eigrp 109
B(config-router)#network 10.1.1.9
B(config-router)#end
B#
C(config)#router eigrp 109
C(config-router)#network 10.1.1.9
C(config-router)#end
C#
Setelah itu verifikasi dengan "show ip route" pada masing-masing router. Lalu lakukan ping dan tracert menggunakan cmd pada komputer.
Masih belum percaya kalau itu dinamis? Ubah topologi dengan menukan (swap) antara Router A dan B, sehingga Router B menjadi router yang terhubung ke 2 router (bukan A lagi). Tanpa mengatur apa-apa, ping akan langsung saling reply. Kesimpulannya, kekurangan dynamic routing akan mengkonsumsi NVRAM pada router lebih banyak.

Routing Dasar - Static

Jika router sudah diberikan IP, untuk berkomunikasi dari segmen ke segmen atau melibatkan koneksi antar router, router perlu diatur dengan memberitahukan jalan menuju network lain. Kali ini, perlu dimengerti apa yang dimaksud dengan "hop". Secara kalimat, hop adalah "IP (luar) router yang ber-adjacent (bertetangga) mengarah pada network yang dituju". Kembali lihat topologi pada post sebelumnya ini.
Misalnya sebagai Router C, maka menuju Segmen B hop-nya adalah IP (luar) dari Router B. Dimana rumus syntax penulisan rute adalah:
ip route [network_tujuan] [subnet_mask] [hop]
Contoh:
C(config)#ip route 10.17.50.0 255.255.254.0 10.1.1.9 --> dari C ke B yang melalui A.
C(config)#ip route 10.17.44.0 255.255.254.0 10.1.1.9 --> dari C ke A yang ber-adjacent.
B(config)#ip route 10.17.48.0 255.255.254.0 10.1.1.9 --> dari B ke C yang melalui A.
B(config)#ip route 10.17.44.0 255.255.254.0 10.1.1.9 --> dari B ke A yang ber-adjacent.
A(config)#ip route 10.17.50.0 255.255.254.0 10.1.1.11 --> dari A ke B yang ber-adjacent.
A(config)#ip route 10.17.48.0 255.255.254.0 10.1.1.10 --> dari A ke C yang ber-adjacent.

Untuk verifikasi, routing table dapat dilihat dengan syntax:
Router#show ip route

Silahkan lakukan ping, menggunakan cmd (bukan PuTTY), dengan mengatur IP komputer sesuai segmen yang diisi, contoh terkoneksi dengan Router B.
IP Address: 10.17.50.2 --> pilih IP dalam block subnet dan bukan gateway.
Subnet Mask: 255.255.254.0
Gateway: 10.17.50.1 --> sesuai IP dalam pada router segmen.
Lalu lakukan ping setelah itu tracert (trace route) ke IP pada Segmen C. Note: RTO/unreachable bisa jadi karena firewall komputer masih hidup.

Ada cara mengisi roting tabel yang dinamis, disebut sebagai dynamic routing. Lihat post setelah ini.

Routing Dasar - Konfigurasi Router pada IOS Cisco

Setelah mengenal topologinya (lihat post sebelum ini) berikut cara membaca atau mengartikan, saatnya bermain begitu teknis dengan syntax untuk konfigurasi router. Konfigurasi terhadap router banyak caranya, namun kali ini saya mencontohkan menggunakan interface PuTTY dengan koneksi serial. Router memiliki IP nantinya bisa diakses menggunakan koneksi Telnet. IOS adalah command line interface untuk konfigurasi router.
Cisco 881
Keterangan:
WAN untuk ke dalam segmen.
VLAN untuk antar router (keluar).

Konfigurasi koneksi Serial pada PuTTY dan Mengganti nama router

1. Buka aplikasi PuTTY.
2. Pilih koneksi "Serial", lalu masukkan COM port yang merupakan koneksi dengan router (lihat di Device Manager --> Ports (COM & LPT)). Misal COM21.
3. Lalu klik "Open".
4. Pada dialog kosong yang terbuka, tekan Enter (beberapa kali hingga CLI mengeluarkan interaksi konfigurasi inisialisasi).
5. Tuliskan saja "no" menjawab inisialisasi, lalu tekan Enter.
6. Untuk melakukan konfigurasi, ketikkan "enable". Berikut caranya untuk mengganti nama router.
Router>enable
Router#config t
Router(config)#hostname A
A(config)#

Konfigurasi alamat IP pada router

Pada topologi dapat dilihat IP keluar dan masuk, sekarang saatnya melalui IOS.
A(config)#interface fastethernet 4
A(config-if)#ip address 10.17.44.1 255.255.254.0
A(config-if)#no shutdown
A(config-if)#exit 
A(config)#interface vlan 1
A(config-if)#ip address 10.1.1.9 255.255.255.248
A(config-if)#no shutdown
Lakukan hal yang sama dengan Router B dan C menyesuaikan IP-nya saja.

Comment Challenge!

Apa maksud dari masing-masing syntax yang ada? Jelaskan yang Anda tahu!
Jawab pada kolom Komentar, bukan untuk hadiah, tapi membantu pengunjung lain untuk belajar :)

Thank's for learning!

Routing Dasar - Konsep

Sebenarnya materi ini berisi tentang dasar-dasar jaringan yang pada tutorial-tutorial berikutnya perlu dipahami terlebih dahulu.
Pertama. Subnetting, saya gak bakal bahas subnetting disini, tapi saya lampirkan sumber lain yang saya gunakan untuk belajar subnetting. bahkan ada beberapa website yang menyediakan IP calculator. Pada dasarnya, subnetting dengan CIDR-nya diperlukan untuk menentukan:

  • Jumlah host yang bisa digunakan dalam satu network/segment.
  • Subnet mask yang akan digunakan.

Kedua. Membaca Topologi. Nah, kali ini langsung saja lihat ke contoh yang saya buatkan ini.
Cara membacanya adalah:

  • Pada router terdapat 2 jenis koneksi (3 dengan console), yaitu untuk LAN dan WAN, tentukan saja mana yang keluar dan masuk ke arah segmen. Contoh: (idealnya) WAN untuk antar router sedangkan LAN (sering juga disebut VLAN) untuk melayani segmen didalamnya.
  • Hubungan antar router berada pada satu segmen atau jaringan dengan subnetting 10.1.1.8/29, artinya Router A (router yang mengarah ke Segmen A) memiliki IP (keluar segmen) 10.1.1.9. Lalu Router B memiliki IP 10.1.1.10, dan Router C memiliki IP 10.1.1.11. Sebenarnya jaringan /29 bermaksud membatasi IP yang digunakan hanya 10.1.1.9 s.d. 10.1.1.11 (pahami lagi tentang subnetting) dengan subnet mask yaitu 255.255.255.248.
  • Lalu pada masing-masing router juga ada koneksi ke dalam segmen, yang perlu diberikan IP juga. Pastikan IP-nya satu segmen, contoh pada Router A diberikan IP ke dalam segmen yaitu 10.17.44.1 dengan subnet mask 255.255.254.0. IP tersebut akan menjadi gateway bagi node di dalam segmen.
  • Adapun yang disebut dengan "adjacent" atau tetangga, contoh: Router A memiliki adjacent Router B dan C, sedangkan Router C memiliki adjacent Router A.
Konsep ini akan diaplikasikan pada konfigurasi masing-masing router untuk yang disebut sebagai Routing. Semoga bermanfaat, and please ask!...