11/29/10

Mau hadiah? Kerja!

Inspired by Zia Ardhi, Teknik Kimia ITS 2007 (Mawapres 2 ITS)
Pelatihan Karya Tulis Ilmiah, Jurusan Sistem Informasi ITS 2010

Untuk mencapai sukses, yang diidentikkan dengan cara apapun, bukanlah hal yang mudah. Diulangi sekali lagi, bukan hal mudah. Namun kalimat itu bukanlah sugesti buruk yang ingin saya tiupkan, tapi cambuk bagi kita untuk bertekad menggapai impian sukses. Dengan begitu, kalimat tadi akan berubah menjadi "sukses itu mudah". Nantinya refleks kita walau kelelahan dan seakan tidak mampu, akan tetap mendapatkan energi dari niat kuat dari dalam diri kita.
Bicara soal motivasi, mungkin teman-teman disini hanya seperti membaca serangkaian kata-kata indah. Memang benar adanya, jika suatu motivasi yang hanya teori tiada implementasi. Berbagai orang akan mengeluarkan kiasan yang berbeda-beda saat telah merasakan suatu spirit dalam dirinya. Merujuk pada kitab suci umat Muslim, Al-Quran, Allah SWT tidak akan merubah nasib suatu kaum jika bukan mereka sendiri yang merubahnya.

  • Change
"Berubah itu sulit, tapi lebih sulit lagi jika kita tidak segera berubah". Benarkah quote ini? Analoginya seperti mahasiswa baru, mereka datang dari dunia SMA/SMK (atau sederajat) ke dunia perkuliahan. Bagi teman-teman pembaca yang sedang atau sudah melewati masa menjadi mahasiswa baru sebagian besar akan menganggukan kepala karena quote tersebut.
  • Dare to Try
Cuma masalah percaya diri. Banyak orang punya ide atau gagasan yang sangat bagus, namun dibelenggui dengan keraguan ide/gagasannya sendiri itu. Semuanya punya awal, lalu salah, setelah itu masalah, cara kita bergulat dengan masalah, diujung hanya ada sukses. Ingat, kegagalan adalah sukses yang tertunda. Jadi, saat gagal kita cukup bangkit dan kembali fight. Mau bagaimanapun, sukses PASTI tercapai.
  • Take a Risk
"If you risk nothing, you risk getting nothing". Resiko itu seperti faktor pengali dalam matematika. Semakin besar faktor pengali, semakin besar pula hasil yang akan kita dapatkan. Begini analoginya
u = usaha kita, r = resiko, dan h = hasil/kepuasan
    • usaha kita tidak seberapa dalam suatu resiko yang besar (u=3, r=10), maka 3x10=30
    • kita hanya berani melakukan hal yang biasa saja dengan usaha tinggi (u=7, r=3), maka 7x3=21
    • kita tidak melakukan apapun terhadap suatu resiko (u=0), maka 0xr=0
Jadi, bagaimana sekarang kita akan menanggapi resiko?
  • Kerja Keras
Sekarang semua tinggal soal take action. Kita sudah berubah, berani, dan percaya diri. Lapisan terluarnya adalah langkah kongkrit. Sebenarnya dari tadi kita hanya berbicara tentang mempengaruhi, mulai dari diri sendiri. Salah satu definisi sukses adalah saat kita sudah bisa bermanfaat bagi lingkungan kita (khalifah → pemimpin → pengaruh). Mulai dari mempimpin diri kita sendiri, lalu kita menjadi tauladan yang berpengaruh positif bagi sekitar kita.
"Banyak orang merasa tak pantas berubah karena lingkungan juga tidak berubah, padahal lingkungan hanya akan berubah kalau kita yang berubah."


11/24/10

IT akan mati

Tulisan dibawah ini adalah essay yang saya paparkan dalam tugas mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) tentang pendapat saya secara pribadi mengenai prediksi perkembangan teknologi informasi (IT, red) kedepannya sesuai referensi-referensi yang pernah saya dapatkan dan cara saya mencernanya.



I.                   Latar Belakang
      “Semakin tinggi pohon menjulang, semakin kencang pula angin menerpa. Saat pohon itu tumbang pun akan membuat guncangan yang begitu kuat.” Kira-kira itulah pengandaian yang pantas ditujukan kepada IT dan perkembangannya yang begitu pesat. Saat kita berkedip lalu sudah ada barang baru yang melayani dan memudahkan kehidupan kita, itulah IT. Tapi, dengan hal-hal yang memukau tersebut, justru saya selalu bertanya kapan IT ini akan mati? Walaupun saya sebenarnya bergelut dan banyak bergantung pada IT, secara langsung maupun tidak langsung.
      Dalam tulisan ini saya akan membahas bagaimana pandangan saya secara pribadi, mengacu pada referensi-referensi yang pernah saya dapatkan, terhadap perkembangan IT yang akhirnya akan berakhir dan juga apa saja dampak keberadaan IT di kehidupan sosial yang akhirnya pula mengakhiri kehidupan kita. Bicara soal masa depan dan akhir, saya memang bukanlah Tuhan. Tujuan saya adalah untuk memicu pola pikir kita yang kritis dan lebih berhati-hati dalam mengahadapi suapan pemasaran yang sulit untuk kita tolak dan abaikan.

II.                Apa yang akan terjadi berikutnya?
1.      IT akan mematikan pos konvensional
            Tahap perkembangan ini sudah sangat terasa saat ini. Perhatikan saja media cetak dan elektronik diisi salah satunya oleh penyedia jasa pengiriman, khusunya paket. Terlihat pula pada perusahaan pos kita (PT. Pos Indonesia) yang tetap ingin hidup dengan menjadikan kantornya tempat pelayanan publik untuk pembayaran pajak, listrik, telepon, dsb. Selain pembayaran yang menampung dari masyarakat, PT. Pos Indonesia dijadikan tempat distribusi bantuan langsung tunai (BLT) sebagai program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat. Hal-hal yang terkait pekerjaan PT. Pos Indonesia tersebut memang secara mata telanjang membuat kita berkata karena sudah jarang masyarakat memanfaatkan jasa pos, dan hal itu memang benar. Namun, PT. Pos Indonesia dimanfaatkan pula sebagai tempat pelayanan publik seperti yang dijelaskan sebelumnya adalah karena merekalah yang jangkauan jaringannya paling luas seluruh nusantara.
            Nah, sekarang mengapa saya prediksi Pos akan mati? Faktor utamanya adalah keberadaan telekomunikasi yang selalu sejajar berbanding lurus dengan perkembangan IT.
Awalnya suara bisa berpindah dan didengar tanpa batasan jarak, itulah Radio dan Telepon.
Lalu suara begitu pula dengan gambarnya bisa kita lihat tanpa batasan jarak dan waktu, suatu kejadian terjadi tadi pagi dan tak akan terulang lagi di suatu tempat. Namun, kita bisa tetap lihat dengan mata kepala kita dimalam hari jauh dari tempat kejadiannya.
Telegram telah tidur tenang kini, komunikasi tulisan yang populer dahulu kala yang memungkinkan manusia berinteraksi secara private, sebelum ada telepon.
            Komunikasi tulisan mungkin agak sulit untuk mati, tinggal jalannya saja yang akan terus bersaing untuk menjadi yang paling efisien dan efektif. Dulu orang-orang senang untuk bisa mengirimkan kartu lebaran, tapi kini ada SMS atau Telepon yang lebih murah, cepat, dan tepat.
            Sekarang orang sudah berhasil memindahkan suara dan gambar, bahkan 3 dimensi (seperti ada nyatanya di depan mata) ataupun hologram. Di sebuah media tentang teknologi pun diberitakan Jepang telah menciptakan teknologi yang bisa memindahkan aroma secara elektronik. Maka selanjutnya Pos konvensional akan mati dengan munculnya teknologi baru dimana yang dipindahkan secara elektronik adalah benda fisik, beberapa futuris menyebutnya Teleporter. Otomatis dengan matinya jasa pos dan pengiriman barang, akan berimbas pula pada jasa pengangkutan, transportasi, pergudangan, dan distribusi yang merupakan bagian-bagian dari rantai kegiatan bisnis sebuah jasa pengiriman paket.
2.      “Medical Doctor use IT, it’s a suicide.”
            Saat ini mungkin banyak orang berbangga dengan kelahiran bioinformatics, terutama para dokter yang telah ‘memperbudak’ banyak tenaga IT untuk membuat data biologis, fisis, dan kimiawi dapat lebih mudah diolah dengan disiplin komputasi.
            Nantinya sebelum komputer dan robot sepintar dokter dan tenaga medis, hanya akan tercipta sebuah modul teknologi yang memungkinkan dokter bekerja secara e, atau jarak jauh. Mungkin bentuk modulnya adalah sebuah kursi dengan tangan-tangan robot dan peralatan kedokteran bekerja sesuai perintah dari dokter jarak jauh terhadap pasiennya.
            Seiring berjalannya waktu, kemampuan teknologi akan selalu ditingkatkan. Dalam hal ini nantinya dokter hanya akan menjadi seorang project manager atau bahkan progammer dari sebuah produk bioinformatika. Komputer sudah akan mampu melakukan diagnosa penyakit, menghitung dosis pengobatan, hingga melakukan tindak lanjut medis berupa operasi. Itulah mengapa saya membuat prediksi IT akan mematikan profesi dokter secara konvensional.

III.             Lalu, kapan sesungguhnya IT akan mati?
            Saking hebatnya IT itu, dia sudah bagaikan Tuhan yang dapat melakukan apapun. Pesan saya ditengah-tengah tulisan ini adalah “Jangan bunuh diri! Kita ciptakan teknologi dengan kecerdasan kita, artinya kita lebih cerdas dari teknologi. Jika teknologi membunuh kita karena kita yang kurang perhitungan terhadap terciptanya teknologi tersebut, sama saja berarti kita bunuh diri.
            IT utamanya adalah membuat sesuatu dengan sesuatu lainnya terhubung. Artinya, ada secara fisik yang mengirim dan menerima (sender & receiver). Transmitter, media, dan receiver, semua itu adalah perangkat teknologi yang merupakan penghubung secara fisik. Perangkat-perangkat tersebut memerlukan listrik pada umumnya. Listrik adalah sebuah sumber daya yang sangat pokok dalam berjalannya sebuah kegiatan produksi teknologi, termasuk IT.
            Jadi, prediksi saya mengenai kematian IT adalah karena semakin berkurang dan mahalnya pasokan sumber daya pembangkit listrik sebagai moda utama hidupnya perangkat-perangkat teknologi. Saat listrik itu kehabisan sumber daya pembangkitnya, maka mati pula lah IT itu. Manusia dan kegiatan bisnisnya yang banyak bergantung pada IT akan mulai kebingungan bagaimana cara untuk tetap bertahan
            Maka mulai sekarang, gunakanlah segala kemudahan yang telah diberikan IT secara efektif dan efisien. Kita tentunya tidak ingin terlalu cepat kehilangan kenikmatan dan kemudahan ini. Selalu bersyukurlah pada Yang Maha Menciptakan sehingga kita dapat merasakan nikmat seperti ini. Jangan sampai apa yang telah kita dapat ini justru berbalik membuat kita menderita.

IV.             Kesimpulan
            Dahulu kita perlu menempuh perjalanan jauh jika ingin menyampaikan sebuah informasi secara private, atau membuat suara keras untuk menyampaikan suatu informasi yang bersifat publik. Lalu lahir tulisan yang setidaknya merepresentasikan apa maksud kita secara private melalui telegram, untuk distribusi informasi publiknya kita menemukan harian cetak. Ada kalanya tulisan tidak bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi perasaan yang diinginkan, maka lahirlah radio dan telepon yang bisa membuat penyampaian informasi lebih jelas. Tak hanya suara yang diantarkan, bahkan gambar bergerak pun ternyata lahir sebagai perkembangan IT.
            Sekarang, kita sudah merasakan itu semua sebagai kenikmatan atas kemudahan. Akan banyak lagi kenikmatan yang muncuk seiring semakin kompleksnya kehidupan sosial dan budaya manusia. Tinggal kita sebagai pribadi yang mulia diciptakan oleh Tuhan untuk tidak hanya terombang-ambing oleh ombak perubahan dan perkembangan itu.

11/22/10

Makhluk Menulis

Inspired by Rudi Santoso

Sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk menghindari menulis. Sadar atau tidak, pikiran kita saja berbentuk tulisan (kebanyakan), disamping gambar dan suara. Kalimat saya ini memang agak sulit dicerna (mungkin), karena saya sendiri bingung bagaimana membentuk kalimat untuk merepresentasikan bayangan di otak saya.
Secara tidak langsung, implementasi dari bakat alami menulis yang sebenarnya kita miliki keluar dalam gaya komunikasi di lingkungan sosial kita sehari-hari. Gaya yang terbentuk tersebut dibentuk oleh lingkungan yang kita hadapi sehari-hari sesuai fase usia yang sedang kita tempuh, apakah saat masih kecil di TK dan SD, remaja di SMP dan SMA, dewasa sejak kuliah, sampai bahkan menginjak dunia karir. Pada setiap fase akan ada perubahan gaya komunikasi tersendiri, tergantung apa yang terrasakan pada fase tersebut. Intinya semua orang bisa menulis.
Sebenarnya yang akan membawa kita kepada pola pikir, sudut pandang, dan gaya komunikasi itu adalah suasana perasaan. Namun, suasana perasaan itu merupakan implikasi dari keadaan lingkungan. Misalkan seseorang ingin memaparkan idenya tentang suatu hal, maka gayanya saat orang itu sedang jatuh cinta atau memiliki uang yang sedikit akan berbeda dengan saat yang lainnya. Perhatikan saja apa yang ditulis teman-teman kita yang kita kenali juga masalahnya melalui facebook atau twitter.
Ide menulis bisa kita dapatkan dari mendengar, melihat, dan membaca. Lalu kita masih saja bingung apa yang harus kita dengar, lihat, dan baca untuk dijadikan ide menulis. Jawabanya adalah "yang kita sukai", "yang kita minati", atau bahkan "yang kita benci", intinya yang menyita perhatian kita dan memicu kita untuk memikirkannya secara mendalam bahkan unik. Satu kutipan yang saya lupa dari siapa, tapi begini isinya "Kita akan berpisah untuk waktu yang cukup lama, namun kamu akan tetap begini-gini saja sampai kita bertemu lagi. Kecuali orang-orang yang kamu temui dan buku yang kamu baca yang akan merubahmu."
Selama kita merasa dewasa dan waras, paparkan saja apa gagasan kita. Tidak ada dosa dalam menulis. SARA dan penjatuhan tentu sudah kita sadari sebagai hal buruk, sepatutnya kita tidak menyebarluaskan kepada publik jika berbau seperti itu. Menumbuhkan gaya menulis juga bisa melalui meniru gaya penulis-penulis opini terkenal. Sebaiknya jangan meniru gaya media massa yang komersial, karena di jaman sekarang ini media massa kebanyakan berorientasi rezim sebagai bisni dan menenggelamkan idealisme jurnalistik yang syarat akan sudut pandang yang tajam dan kritis.

11/21/10

Bebas tapi Teratur ??!

Menulis Ilmiah Populer saat ini diibaratkan bagai 'menyetir mobil' bagi akademisi, maksudnya menjadi kebutuhan semi-primer di era modern ini. Segala sesuatunya harus tergolong elegan, artinya bebas tapi teratur dan bertanggung jawab. Terbilang biasa saja jika akademisi hanya berpengaruh pada akademisi juga, begitu pula praktisi. Saatnya akademisi bisa mempengaruhi praktisi, begitu pula sebaliknya.
            Menulis adalah salah satu caranya, karena menulis adalah bagian dari komunikasi yang menjadikan informasi sebagai pengaruh. Untuk lintas elemen akademisi-praktisi, cukup tepat menggunakan tulisan ilmiah populer. Karena tulisan ilmiah populer diisi dengan nilai-nilai yang universal.
            Kebanyakan akademisi memiliki kualitas bagus berpikir kritis, namun tingkat berelasi yang rendah dengan orang lain. Kebanyakan praktisi berprestasi secara karir dan finansial, namun agak sulit untuk berbagi pengetahuan.
            Berikut ini adalah nilai-nilai universal yang dimaksud dalam tulisan ilmiah populer:
a)      Sederhana
make it simple!, jangan siksa pembaca untuk mengerti.
a.       1 (satu) paragrap = 3 atau 4 kalimat,
b.      1 kalimat ≤ 15 kata,
c.       untuk mempermudah, gunakan pola "S-P-O-K",
d.      struktur bisa jadi "problem → solusi" atau "sebab → akibat".
b)      Orientasi Pembaca
berempatilah, know your reader(s)!
a.       sadari diversitas (keragaman) pembaca,
b.      little experiment, can improve your write.
c)      Hindari istilah asing
a.       asing bisa jadi tidak populer
misal: 'download' dengan 'unduh', 'online' dengan 'laring', 'absurd' dengan 'tidak jelas', dsb.
tinggal pilih menurut kita mana yang paling 'populer' bagi kalangan pembaca kita.
b.      penggunaan bahasa yang asing (tidak populer) atau bisa jadi baku, bisa menjadi indikasi "menyembunyikan sesuatu".
    contoh: 'diamankan', tidak jelas apakah ditangkap atau ditahan, bukankah kita bisa saja dibilang diamankan oleh satpam setiap hari di komplek perumahan kita.
d)     Hindari Singkatan dan Akronim
e)      Tulisan Ilmiah Populer bersifat spesifik dan kongkrit
f)       Jelaskan secara detil dan relevan, gunakan analogi
g)      Tips dalam beropini (tulisan)
a.       buat kerangka tulisan, lama-lama akan terbiasa menulis tanpa kerangka
b.      kenali gaya tulisan yang disukai,
c.       judul yang agitatif (pengaruh ketertarikan),
d.      data yang menjual,
e.       sisipkan quotes.
            Ilmu yang saya bagikan ini merupakan catatan saya dari kuliah tamu oleh Rudi Santoso (jurnalis) untuk mata kuliah Keterampilan Interpersonal di Jurusan Sistem Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Mohon maaf jika bahkan tulisan ini saja dan tulisan-tulisan saya berikutnya masih belum bisa mencakup universalitas ilmiah populer. Saya akan terus belajar dan belajar. Terima Kasih.