12/19/10

Surabaya, si kota e

Surabaya di tangan Tri Rismaharini kini bisa dibilang berpredikat eCity dan eGov. Untuk kota sebesar Surabaya ini sebenarnya tak sulit mengimplementasi teknologi dan sistem informasi demi mendukung kerjaan pemerintah. Di dunia IT, semuanya sudah siap saji. Inilah yang dipaparkan oleh Kadis Kominfo Kota Surabaya Kholiq Bukhari dalam SESINDO 2010.
Government Resources Management System (GRMS) sebagai dasar implementasi IT di Kota Pahlawan ini menjunjung tinggi 4 asas, yaitu

  • Efisiensi, biaya yang terstandar
  • Efektifitas,
  • Transparan Akuntable, dan
  • Kepemimpinan.
Realita yang justru dihadapi oleh kota ini setelah implementasi tersebut adalah penghematan hingga 25%. Pengeluaran yang berkurang tersebut salah satunya dikarenakan biaya yang terstandar untuk setiap elemen pemkot dari satu mitra pengadaan saja. Contohnya saja jika Diskominfo melakukan lelang sendiri untuk pengadaan kertas di kantornya, begitu pula dengan pemkot bahkan dinas-dinas yang lainnya. Bandingkan dengan lelang pengadaan yang satu untuk semua dinas, beli borongan kan pasti lebih ekonomis. Proses pemilihan mitra melalui eProcurement agar bisa diakses oleh seluruh dinas secara transparan, akuntabel, dan real-time online.
Selain soal pengadaan dan operasional pemerintahan, di atas platform GRMS ternyata juga berdiri eSapaWarga. Suatu modul online yang memungkinkan warga Surabaya bisa curhat lewat internet dan langsung dimonitor oleh pemandu kepentingan. Nantinya juga semua yang tertampung melaui eSapaWarga ini menjadi salah satu parameter di eMusrenbang Surabaya. Jaringan eSapaWarga ini didukung oleh Telekomunikasi Indonesia. Untuk registrasinya tertutup, yaitu melalui petugas RW setempat.
Masalah perijinan sebagai bentuk pelayanan publik juga akan berubah dari satu atap ke satu pintu. GRMS ini akan tersebar sampai ke tingkat RW, salah satu fitur di tingkat tersebut adalah warga yang membutuhkan surat keterangan tertentu tinggal SMS ke petugas RW setempat dengan isi NIK dan keperluan. Hanya dalam hitungan jam pun permintaan warga dapat terpenuhi.

Diajar Ribet !

Sejak SD sampai SMA, banyak teman-teman saya termasuk saya sendi yang aneh dan bertanya-tanya. Kita selalu bertanya-tanya buat apa belajar ini itu yang susah-susah, matematika, fisika, kimia, dan biologi. Padahal rumor boleh punya fakta, di dunia karir nanti gak bakal digunakan banyak. Namun, semua itu seperti kita pelajari demi menghadapi sesuatu yang wah.
Perasaan bingung ditengah-tengah tekanan itu terasa apalagi saat tes datang, ulangan harian, UTS, UAS, bahkan UN. Padahal juga fakta di lapangan, nilai bagus ternyata belum menjamin upah yang tinggi saat kita bekerja nanti. Bahkan IP di kuliah yang saat ini saya kejar ternyata berumor tak begitu penting bagi pasar karir.
Inilah dia mengapa hidup ini kita anggap tak adil. Secara mendalam bukan kita hanya diharap mengerti materi-materi yang diberikan guru dan dosen kita. Namun, kita memang sengaja dibuat untuk terbiasa ribet atau berada dalam kesulitan.
Terkandung dalam kondisi ribet itu kita antara lain diaharapkan untuk
  • terbiasa berfikir dan menganalisa (belajar),
  • mencari jalan paling efisien,
  • menjadi yang terbaik,
  • terbiasa bekerjasama, berpendapat dan berpengaruh, serta menghargai teman,
  • tidak mudah menyerah dan optimis,
  • jujur dan bertanggung jawab,
  • dls...
Baca dengan nama Tuhanmu... Sungguh tak ada yang sia-sia dari apa-apa yang telah engkau lewati.
Seperti contohnya saat ini saya ada mata kuliah matematika diskrit. Dimanapun saya berada nanti, matdis berguna untuk mengambil kesimpulan, keputusan, hingga kebijakan. Lalu satu lagi yang saat ini menjadi momok bagi saya adalah mata kuliah Algoritma dan Pemrograman. Jujur, bagi saya belajar alpro menyadarkan saya bahwa ternyata mengembangkan sistem/aplikasi itu susah dan membuat saya berpikir ulang setiap ingin membeli software bajakan.
Namun, jeleknya dari sistem pendidikan yang banyak berkembang ini adalah membentuk kita berorientasi pada angka. Hal ini terbukti dari siswa yang memilih jurusan untuk kuliah yang prospektif gajinya nanti. Pada dasarnya kalau kita memang bagus, apa alasan keberuntungan itu tak datang dimanapun kita berada?
Latih diri anda untuk jujur seperti apa diri anda sebenarnya. Nilai dan Gaji itu nanti ngikut jika kita dapat yang baik maupun buruk. Mungkinkan kita sudah belajar atau bekerja maksimal tapi hanya mendapat nilai atau upah yang biasa-biasa saja?

Keberuntungan itu adalah persiapan yang bertemu kesempatan. Bersiaplah untuk kesempatan itu!
Hidup kita lengkap saat kita bisa melengkapi hidup orang lain. Salah satunya tetap saja dengan uang. So, think about it!

12/14/10

Kuliah Umum (bagi yang diundang) oleh Presiden RI di ITS

Warga Kedung Tarukan Baru IV Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Surabaya, pagi itu (13/12) tak bisa untuk sementara memotong jalan Dharmahusada arah Kertajaya karena sudah ada pengaturan aparat polisi. Namun, pengaturan itu bukan karena warga sekitar yang suka melanggar lalin, melainkan besoknya (14/12) Presiden RI akan memberikan Kuliah Umum di Grha Sepuluh Nopember, ITS Sukolilo. Bahkan jejeran polisi sudah tehampar sejak Kamis (9/12) karena Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad juga memberikan kuliah umum di tempat yang sama.
Kedatangan SBY bersama Ibu Ani, istrinya, yaitu dalam rangka Dies Emas 50 tahun ITS. Beliau memberikan kuliah umum bertajuk "Akselerasi Inovasi Teknologi dalam Rangka Mencapai Keunggulan Ekonomi Nasional". Namun, dalam post ini saya tidak akan becerita tentang isi kuliah umum tersebut, saya bukan undangan. Saya akan bercerita kisah saya yang berburu bahan blogging h-1 kedatangan orang nomor satu itu ke ITS.
Pagi itu seperti biasa saya berangkat kuliah. Ternyata mau masuk ke kampus yang satu gerbang dengan Grha ITS, barisan polisi dan tentara sudah gagah di kanan dan kiri jalan. Dalam hati, "yaah, sayang gak bawa kamera...". Sampai di parkiran SI-ITS, salah seorang teman saya bilang kuliah diundur 2 jam lebih. Saya langsung tak pikir panjang untuk mengajaknya pulang dan mengambil kamera. Kembali ke kampus, saya siap beraksi. Dhani dan Renja menemani saya.
Kami mulai jalan dan menjepret banyak momen tersebut, walau isi foto-fotonya hanya pengamanan kebanyakan. Pertama kami ingin mencoba mewawancara seorang polisi (mungkin gegana) yang berseragam hitam-biru tua. Tapi sayangnya bapak-bapak itu sedang mau ada kerjaan.
Lalu kami beranjak tambah masuk ke Grha, ada kumpulan bapak-bapak yang kelihatannya sudah punya jabatan. Diantaranya menggunakan seragam TNI hijau dan bersafari cerah dengan badge paspampres. Sayangnya lagi saat kami meminta kesediaan diwawancara dengan alasan tugas kuliah, mereka menolak karena mengaku mereka hanya diundang. Malah mereka menyuruh kami tanyakan segala sesuatunya sama pak Rektor.
Saya tidak mau menyimpulkan apapun soal kejadian yang saya alami itu. Mungkin beberapa orang akan bilang kami sial dan kayak gak ada kerjaan aja. Tapi saya pribadi jadikan itu pengalaman, karena bagi saya kesempatan datang untuk diambil.













12/12/10

Cloud Computing: Could you compute IT? We'll think again...

I'm just share what Mr. Halim Sulasmono* has shared in SESINDO 2010.
*SGM Information System Center @ Telekomunikasi Indonesia

Memasuki era konseptual setelah era informasi kemarin, kini muncul yang namanya tren "Cloud Computing". Sebelum masuk kepada apa itu cloud computing secara sederhana, mari kita ketahui terlebih dahulu mengapa era informasi telah berubah menjadi era konseptual. Era konseptual diidentikan dengan industri kreatif dimana ide, inovasi, dan kreatifitas dapat mendominasi keberhasilan. Era konseptual juga ditandakan dengan realita "one man could affect one hundred man".
Jangan terburu-buru, masih belum masuk ke pembahasan tentang cloud computing, mari kita kenal dulu apa itu Knowledge-based Economy.
A knowledge-based economy (KBE) is an economy in which the production, distribution and use of knowledge is the main driver of growth, wealth creation and employment across all industries. (OECD 1996, APEC 2000)
KBE menjadi salah satu faktor munculnya cloud computing untuk IT sebagai organization need. IT dalam KBE sendiri mempunyai 2 peranan, yaitu sebagai Enabler dan Innovation Driver.

Ini dia pembahasan tentang Cloud Computing yang sebenarnya, tapi disini tidak akan didefinisikan melainkan hanya ada ilustrasinya. Silahkan anda cerna dengan cara anda sendiri mendefinisikan.
Jika anda ingin makan sate kambing, apakah anda akan membeli kambingnya? Bahkan sampai harus membangun kandangnya dan setelah itu merawat kambingnya? Tentu saja Tidak.

Seiring perkembangan teknologi informasi yang pesat, kini koneksi internet dan media aksesnya bukan lagi barang mahal dan langka. Inilah yang dihadirkan oleh tren cloud computing, sebuah organisasi tidak perlu lagi susah-susah membangun infrastruktur IT dan memikirkan maintenance, toh kalau dia memang bukan organisasi berbasis IT. Cukup organisasi itu tersambung dengan jaringan, akses layanannya, dan biaya yang dihitung per penggunaan. Cloud is the Internet...


Cloud Computing: Efficient → Effective → Innovation
Jika kini sebuah organisasi ingin memenangkan persaingan, IT sebagai pendukung bukan hanya memangkas waktu dan biaya melainkan dapat menciptakan peluang-peluang baru. (Achmad Holil Noor Ali, Kajur SI-ITS)

12/6/10

We went to Campus and home to the NATION

iconshock.com

Siapa itu sebenarnya mahasiswa? Secara formal, mahasiwa atau mahasiswi merupakan sebutan bagi orang yang sedang berada dalam masa studi di perguruan tinggi. Namun, pada kenyataan realita dan urgensi saat ini, mahasiswa memiliki bagian studi yang jauh lebih mendalam terhadap keseimbangan berbagai aspek. Studi yang dimaksud adalah yang berdampak bagi publik namun abstrak secara akademik.
Peduli dengan segala sesuatu yang kita sadari baik, tidak penting apakah itu berhubungan status kita sebagai mahasiswa atau bukan. Kita semua berstatus mahasiswa berarti sudah dewasa. Siapapun kita, kepedulian peduli akan mengantarkan kepada pencitraan publik yang baik pula, terlebih jika kita dipandang sebagai mahasiswa. Begitu pula dengan adaptif dan prestatif. Adaptif bisa berimplikasi pada prestatif, karena pemenang dan orang-orang yang akan dipandang adalah yang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan serta kompetisi. Adaptif yang dimaksud bukan hanya secara pergaulan, namun juga secara pola pikir. Pola pikir yang membuat kita satu atau lebih langkah yang lebih maju daripada orang lain. Lebih maju disana dapat menyimpulkan adanya prestasi.
Cara atau konsep yang paling kongkrit dalam mencapai peforma peran dan fungsi mahasiswa adalah dengan selalu berkarya. Berkarya ataupun berinovasi akan membuat mahasiswa sebagai kaum terpelajar akan cepat menambah pengalaman, memberikan inspirasi, dan menciptakan citra kepercayaan publik. Sudah terlalu tradisional jika kita sebagai mahasiswa hanya bisa melihat kesalahan demi kesalahan. Perlu adanya injeksi baru mengenai kemahasiswaan, yaitu solusi. Saatnya mahasiswa berbicara kebenaran demi kebenaran, sekaligus melatih kejujuran. Memalukan jika mahasiswa mengetahui suatu kesalahan tapi hanya menyayangkannya. Seharusnya ada solusi yang muncul ke permukaan untuk menjadi tindak lanjut sebuah masalah. Globalisasi menuntut perubahan dan idealisme. Bisakah mahasiswa memenuhi tuntutan tersebut?
Mulai segala sesuatu dari diri sendiri. Tidak usah jauh-jauh berbicara tentang luas persegi, bentuk apapun yang ingin kita buat semuanya diawali dengan membuat garis. Garis itulah yang tercipta dari setiap individual yang peduli, adaptif, maupun prestatif. Sehingga menjadi titik-titik lain untuk bergerak dan membuat garis, bersambung dengan garis yang sudah ada sampai akhirnya menjadi sebuah bentuk.
Era kompetisi saat ini tinggal berbicara soal pengaruh. Pengaruh berarti Kepemimpinan, yang memberi jalan dan beroientasi pencapaian. Jadi, rasanya sudah tidak pantas lagi jika mahasiswa berlarut-larut berbicara soal mahasiswa itu sendiri, kini saatnya mahasiswa disiapkan menjadi young leader. Bukan young (muda) secara fisik yang dimaksud, namun muda pada jiwa dan semangatnya. Peran dan fungsi mahasiswa yang terdiri dari: Agent of Change, Iron Stock, Social Control, dan Moral Force, keempatnya sebenarnya memiliki perpotongan yang disebut kompetensi pengaruh.

12/5/10

Liputan SESINDO 2010

Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia (SESINDO) 2010 berhasil terlaksanakan pada tanggal 4 Desember 2010 di Empire Palace Surabaya. Tahun 2010 ini merupakan ketiga kalinya acara ini diselenggarakan oleh Jurusan Sistem Informasi, FTIf - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Tema yang diangkat kali ini adalah "Pemberdayaan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing dalam Knowledge-Based Economy".
Acara dibuka tepat pada pukul 9 pagi diawali dengan performansi paduan suara SI-ITS menyanyikan lagu "Indonesia Raya", "Laskar Pelangi", dan "Rek ayo rek" untuk menyambut para hadirin. Dilanjutkan dengan laporan dari Ahmad Mukhlason selaku Ketua Pelaksana yang melaporkan bahwa pebandingan makalah yang masuk dengan yang diterima adalah 2:1. Selain dengan jumlah paper yang masuk sebagai indeks peningkatan acara ini dari tahun lalu, peserta dan pemakalah juga ada yang datang dari seluruh Indonesia, seperti Medan, Pontianak, dan NTT.
Dijemput oleh penari Samsarining Pertiwi, Perwakilan ITS, Dekan Fakultas Teknologi Informasi (FTIf), secara resmi membuka SESINDO 2010. Beliau memaparkan bahwa acara semacam ini sangat penting sebagai ajang temu ABG alias Academic, Business, and Government. Selain itu alumnus ITB sekaligus UNPAD ini juga kagum dengan Jurusan SI yang tampil beda untuk memadukan kualitas kognitif dan ekstakulikuler lulusannya melalui fokus terhadap soft-skill. Khusus untuk para akademisi beliau berpesan bahwa tantangan dalam International Recognition adalah Riset dan Pubilkasi, yang implikasinya pada ranking perguruan tinggi.
Dari SI-ITS sendiri, Ketua Jurusan Achmad Holil Noor Ali secara konkrit memaparkan bahwa bentuk pengabdian lulusan SI untuk masyarakat adalah dengan keahlian mereka. Jadi, selain soft-skill yang baik dari lulusannya, namun memang dilandasi dengan kemampuan yang sepadan. Untuk itu SI-ITS menjembatani sertifikasi untuk berbagai keahlian (CISA, CISM, dsb.) lanjutan tenaga SI.
Setelah itu sampai siang, dilanjutkan dengan Keynote dari elemen government (pemerintah) dan bisnis. Chalid Bukhari selaku Kepala Dinas Kominfo Surabaya mewakili Ibu Walikota Surabaya memaparkan banyak sistem informasi daerah yang akan dan sudah diimplementasikan secara internal dan eksternal untuk kepentingan warga Surabaya. Sedangkan elemen bisnis yang melanjutkan adalah dari Telekomunikasi Indonesia, yaitu oleh Halim Sulasmono yang kini menjabat sebagai SGM Information System dan Arief Mustain selaku VP Product Management. Halim banyak memaparkan tentang peran IT dalam Knowledge-Based Economy (KBE) di era konseptual ini dan trend cloud computing. Disambung oleh Arief yang secara menarik memaparkan tentang fenomena persaingan bisnis Telco vs DotCom.
Disela-sela setiap diskusi, para hadirin disuguhi performansi cindera tari mahasiswa SI-ITS yang merupakan bagian dari pembelajaran mata kuliah Manajemen Proyek Teknologi Informasi di kampus. Setelah break siang, diskusi dibagi menjadi 4 kelas untuk 55 pemakalah. Empat diskusi itu adalah: Business Intelligence, e-Business, IS Planning & Development, dan IT Service Management. Acara diakhiri dengan pengumuman 2 terbaik pembawa presentasi makalah.

Pembukaan oleh Paduan Suara


Tarian Samsarining Pertiwi

ABG

bagian Cindera Tari dari mata kuliah MPTI Jurusan SI-ITS

Peserta Seminar



11/29/10

Mau hadiah? Kerja!

Inspired by Zia Ardhi, Teknik Kimia ITS 2007 (Mawapres 2 ITS)
Pelatihan Karya Tulis Ilmiah, Jurusan Sistem Informasi ITS 2010

Untuk mencapai sukses, yang diidentikkan dengan cara apapun, bukanlah hal yang mudah. Diulangi sekali lagi, bukan hal mudah. Namun kalimat itu bukanlah sugesti buruk yang ingin saya tiupkan, tapi cambuk bagi kita untuk bertekad menggapai impian sukses. Dengan begitu, kalimat tadi akan berubah menjadi "sukses itu mudah". Nantinya refleks kita walau kelelahan dan seakan tidak mampu, akan tetap mendapatkan energi dari niat kuat dari dalam diri kita.
Bicara soal motivasi, mungkin teman-teman disini hanya seperti membaca serangkaian kata-kata indah. Memang benar adanya, jika suatu motivasi yang hanya teori tiada implementasi. Berbagai orang akan mengeluarkan kiasan yang berbeda-beda saat telah merasakan suatu spirit dalam dirinya. Merujuk pada kitab suci umat Muslim, Al-Quran, Allah SWT tidak akan merubah nasib suatu kaum jika bukan mereka sendiri yang merubahnya.

  • Change
"Berubah itu sulit, tapi lebih sulit lagi jika kita tidak segera berubah". Benarkah quote ini? Analoginya seperti mahasiswa baru, mereka datang dari dunia SMA/SMK (atau sederajat) ke dunia perkuliahan. Bagi teman-teman pembaca yang sedang atau sudah melewati masa menjadi mahasiswa baru sebagian besar akan menganggukan kepala karena quote tersebut.
  • Dare to Try
Cuma masalah percaya diri. Banyak orang punya ide atau gagasan yang sangat bagus, namun dibelenggui dengan keraguan ide/gagasannya sendiri itu. Semuanya punya awal, lalu salah, setelah itu masalah, cara kita bergulat dengan masalah, diujung hanya ada sukses. Ingat, kegagalan adalah sukses yang tertunda. Jadi, saat gagal kita cukup bangkit dan kembali fight. Mau bagaimanapun, sukses PASTI tercapai.
  • Take a Risk
"If you risk nothing, you risk getting nothing". Resiko itu seperti faktor pengali dalam matematika. Semakin besar faktor pengali, semakin besar pula hasil yang akan kita dapatkan. Begini analoginya
u = usaha kita, r = resiko, dan h = hasil/kepuasan
    • usaha kita tidak seberapa dalam suatu resiko yang besar (u=3, r=10), maka 3x10=30
    • kita hanya berani melakukan hal yang biasa saja dengan usaha tinggi (u=7, r=3), maka 7x3=21
    • kita tidak melakukan apapun terhadap suatu resiko (u=0), maka 0xr=0
Jadi, bagaimana sekarang kita akan menanggapi resiko?
  • Kerja Keras
Sekarang semua tinggal soal take action. Kita sudah berubah, berani, dan percaya diri. Lapisan terluarnya adalah langkah kongkrit. Sebenarnya dari tadi kita hanya berbicara tentang mempengaruhi, mulai dari diri sendiri. Salah satu definisi sukses adalah saat kita sudah bisa bermanfaat bagi lingkungan kita (khalifah → pemimpin → pengaruh). Mulai dari mempimpin diri kita sendiri, lalu kita menjadi tauladan yang berpengaruh positif bagi sekitar kita.
"Banyak orang merasa tak pantas berubah karena lingkungan juga tidak berubah, padahal lingkungan hanya akan berubah kalau kita yang berubah."


11/24/10

IT akan mati

Tulisan dibawah ini adalah essay yang saya paparkan dalam tugas mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) tentang pendapat saya secara pribadi mengenai prediksi perkembangan teknologi informasi (IT, red) kedepannya sesuai referensi-referensi yang pernah saya dapatkan dan cara saya mencernanya.



I.                   Latar Belakang
      “Semakin tinggi pohon menjulang, semakin kencang pula angin menerpa. Saat pohon itu tumbang pun akan membuat guncangan yang begitu kuat.” Kira-kira itulah pengandaian yang pantas ditujukan kepada IT dan perkembangannya yang begitu pesat. Saat kita berkedip lalu sudah ada barang baru yang melayani dan memudahkan kehidupan kita, itulah IT. Tapi, dengan hal-hal yang memukau tersebut, justru saya selalu bertanya kapan IT ini akan mati? Walaupun saya sebenarnya bergelut dan banyak bergantung pada IT, secara langsung maupun tidak langsung.
      Dalam tulisan ini saya akan membahas bagaimana pandangan saya secara pribadi, mengacu pada referensi-referensi yang pernah saya dapatkan, terhadap perkembangan IT yang akhirnya akan berakhir dan juga apa saja dampak keberadaan IT di kehidupan sosial yang akhirnya pula mengakhiri kehidupan kita. Bicara soal masa depan dan akhir, saya memang bukanlah Tuhan. Tujuan saya adalah untuk memicu pola pikir kita yang kritis dan lebih berhati-hati dalam mengahadapi suapan pemasaran yang sulit untuk kita tolak dan abaikan.

II.                Apa yang akan terjadi berikutnya?
1.      IT akan mematikan pos konvensional
            Tahap perkembangan ini sudah sangat terasa saat ini. Perhatikan saja media cetak dan elektronik diisi salah satunya oleh penyedia jasa pengiriman, khusunya paket. Terlihat pula pada perusahaan pos kita (PT. Pos Indonesia) yang tetap ingin hidup dengan menjadikan kantornya tempat pelayanan publik untuk pembayaran pajak, listrik, telepon, dsb. Selain pembayaran yang menampung dari masyarakat, PT. Pos Indonesia dijadikan tempat distribusi bantuan langsung tunai (BLT) sebagai program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat. Hal-hal yang terkait pekerjaan PT. Pos Indonesia tersebut memang secara mata telanjang membuat kita berkata karena sudah jarang masyarakat memanfaatkan jasa pos, dan hal itu memang benar. Namun, PT. Pos Indonesia dimanfaatkan pula sebagai tempat pelayanan publik seperti yang dijelaskan sebelumnya adalah karena merekalah yang jangkauan jaringannya paling luas seluruh nusantara.
            Nah, sekarang mengapa saya prediksi Pos akan mati? Faktor utamanya adalah keberadaan telekomunikasi yang selalu sejajar berbanding lurus dengan perkembangan IT.
Awalnya suara bisa berpindah dan didengar tanpa batasan jarak, itulah Radio dan Telepon.
Lalu suara begitu pula dengan gambarnya bisa kita lihat tanpa batasan jarak dan waktu, suatu kejadian terjadi tadi pagi dan tak akan terulang lagi di suatu tempat. Namun, kita bisa tetap lihat dengan mata kepala kita dimalam hari jauh dari tempat kejadiannya.
Telegram telah tidur tenang kini, komunikasi tulisan yang populer dahulu kala yang memungkinkan manusia berinteraksi secara private, sebelum ada telepon.
            Komunikasi tulisan mungkin agak sulit untuk mati, tinggal jalannya saja yang akan terus bersaing untuk menjadi yang paling efisien dan efektif. Dulu orang-orang senang untuk bisa mengirimkan kartu lebaran, tapi kini ada SMS atau Telepon yang lebih murah, cepat, dan tepat.
            Sekarang orang sudah berhasil memindahkan suara dan gambar, bahkan 3 dimensi (seperti ada nyatanya di depan mata) ataupun hologram. Di sebuah media tentang teknologi pun diberitakan Jepang telah menciptakan teknologi yang bisa memindahkan aroma secara elektronik. Maka selanjutnya Pos konvensional akan mati dengan munculnya teknologi baru dimana yang dipindahkan secara elektronik adalah benda fisik, beberapa futuris menyebutnya Teleporter. Otomatis dengan matinya jasa pos dan pengiriman barang, akan berimbas pula pada jasa pengangkutan, transportasi, pergudangan, dan distribusi yang merupakan bagian-bagian dari rantai kegiatan bisnis sebuah jasa pengiriman paket.
2.      “Medical Doctor use IT, it’s a suicide.”
            Saat ini mungkin banyak orang berbangga dengan kelahiran bioinformatics, terutama para dokter yang telah ‘memperbudak’ banyak tenaga IT untuk membuat data biologis, fisis, dan kimiawi dapat lebih mudah diolah dengan disiplin komputasi.
            Nantinya sebelum komputer dan robot sepintar dokter dan tenaga medis, hanya akan tercipta sebuah modul teknologi yang memungkinkan dokter bekerja secara e, atau jarak jauh. Mungkin bentuk modulnya adalah sebuah kursi dengan tangan-tangan robot dan peralatan kedokteran bekerja sesuai perintah dari dokter jarak jauh terhadap pasiennya.
            Seiring berjalannya waktu, kemampuan teknologi akan selalu ditingkatkan. Dalam hal ini nantinya dokter hanya akan menjadi seorang project manager atau bahkan progammer dari sebuah produk bioinformatika. Komputer sudah akan mampu melakukan diagnosa penyakit, menghitung dosis pengobatan, hingga melakukan tindak lanjut medis berupa operasi. Itulah mengapa saya membuat prediksi IT akan mematikan profesi dokter secara konvensional.

III.             Lalu, kapan sesungguhnya IT akan mati?
            Saking hebatnya IT itu, dia sudah bagaikan Tuhan yang dapat melakukan apapun. Pesan saya ditengah-tengah tulisan ini adalah “Jangan bunuh diri! Kita ciptakan teknologi dengan kecerdasan kita, artinya kita lebih cerdas dari teknologi. Jika teknologi membunuh kita karena kita yang kurang perhitungan terhadap terciptanya teknologi tersebut, sama saja berarti kita bunuh diri.
            IT utamanya adalah membuat sesuatu dengan sesuatu lainnya terhubung. Artinya, ada secara fisik yang mengirim dan menerima (sender & receiver). Transmitter, media, dan receiver, semua itu adalah perangkat teknologi yang merupakan penghubung secara fisik. Perangkat-perangkat tersebut memerlukan listrik pada umumnya. Listrik adalah sebuah sumber daya yang sangat pokok dalam berjalannya sebuah kegiatan produksi teknologi, termasuk IT.
            Jadi, prediksi saya mengenai kematian IT adalah karena semakin berkurang dan mahalnya pasokan sumber daya pembangkit listrik sebagai moda utama hidupnya perangkat-perangkat teknologi. Saat listrik itu kehabisan sumber daya pembangkitnya, maka mati pula lah IT itu. Manusia dan kegiatan bisnisnya yang banyak bergantung pada IT akan mulai kebingungan bagaimana cara untuk tetap bertahan
            Maka mulai sekarang, gunakanlah segala kemudahan yang telah diberikan IT secara efektif dan efisien. Kita tentunya tidak ingin terlalu cepat kehilangan kenikmatan dan kemudahan ini. Selalu bersyukurlah pada Yang Maha Menciptakan sehingga kita dapat merasakan nikmat seperti ini. Jangan sampai apa yang telah kita dapat ini justru berbalik membuat kita menderita.

IV.             Kesimpulan
            Dahulu kita perlu menempuh perjalanan jauh jika ingin menyampaikan sebuah informasi secara private, atau membuat suara keras untuk menyampaikan suatu informasi yang bersifat publik. Lalu lahir tulisan yang setidaknya merepresentasikan apa maksud kita secara private melalui telegram, untuk distribusi informasi publiknya kita menemukan harian cetak. Ada kalanya tulisan tidak bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi perasaan yang diinginkan, maka lahirlah radio dan telepon yang bisa membuat penyampaian informasi lebih jelas. Tak hanya suara yang diantarkan, bahkan gambar bergerak pun ternyata lahir sebagai perkembangan IT.
            Sekarang, kita sudah merasakan itu semua sebagai kenikmatan atas kemudahan. Akan banyak lagi kenikmatan yang muncuk seiring semakin kompleksnya kehidupan sosial dan budaya manusia. Tinggal kita sebagai pribadi yang mulia diciptakan oleh Tuhan untuk tidak hanya terombang-ambing oleh ombak perubahan dan perkembangan itu.

11/22/10

Makhluk Menulis

Inspired by Rudi Santoso

Sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk menghindari menulis. Sadar atau tidak, pikiran kita saja berbentuk tulisan (kebanyakan), disamping gambar dan suara. Kalimat saya ini memang agak sulit dicerna (mungkin), karena saya sendiri bingung bagaimana membentuk kalimat untuk merepresentasikan bayangan di otak saya.
Secara tidak langsung, implementasi dari bakat alami menulis yang sebenarnya kita miliki keluar dalam gaya komunikasi di lingkungan sosial kita sehari-hari. Gaya yang terbentuk tersebut dibentuk oleh lingkungan yang kita hadapi sehari-hari sesuai fase usia yang sedang kita tempuh, apakah saat masih kecil di TK dan SD, remaja di SMP dan SMA, dewasa sejak kuliah, sampai bahkan menginjak dunia karir. Pada setiap fase akan ada perubahan gaya komunikasi tersendiri, tergantung apa yang terrasakan pada fase tersebut. Intinya semua orang bisa menulis.
Sebenarnya yang akan membawa kita kepada pola pikir, sudut pandang, dan gaya komunikasi itu adalah suasana perasaan. Namun, suasana perasaan itu merupakan implikasi dari keadaan lingkungan. Misalkan seseorang ingin memaparkan idenya tentang suatu hal, maka gayanya saat orang itu sedang jatuh cinta atau memiliki uang yang sedikit akan berbeda dengan saat yang lainnya. Perhatikan saja apa yang ditulis teman-teman kita yang kita kenali juga masalahnya melalui facebook atau twitter.
Ide menulis bisa kita dapatkan dari mendengar, melihat, dan membaca. Lalu kita masih saja bingung apa yang harus kita dengar, lihat, dan baca untuk dijadikan ide menulis. Jawabanya adalah "yang kita sukai", "yang kita minati", atau bahkan "yang kita benci", intinya yang menyita perhatian kita dan memicu kita untuk memikirkannya secara mendalam bahkan unik. Satu kutipan yang saya lupa dari siapa, tapi begini isinya "Kita akan berpisah untuk waktu yang cukup lama, namun kamu akan tetap begini-gini saja sampai kita bertemu lagi. Kecuali orang-orang yang kamu temui dan buku yang kamu baca yang akan merubahmu."
Selama kita merasa dewasa dan waras, paparkan saja apa gagasan kita. Tidak ada dosa dalam menulis. SARA dan penjatuhan tentu sudah kita sadari sebagai hal buruk, sepatutnya kita tidak menyebarluaskan kepada publik jika berbau seperti itu. Menumbuhkan gaya menulis juga bisa melalui meniru gaya penulis-penulis opini terkenal. Sebaiknya jangan meniru gaya media massa yang komersial, karena di jaman sekarang ini media massa kebanyakan berorientasi rezim sebagai bisni dan menenggelamkan idealisme jurnalistik yang syarat akan sudut pandang yang tajam dan kritis.

11/21/10

Bebas tapi Teratur ??!

Menulis Ilmiah Populer saat ini diibaratkan bagai 'menyetir mobil' bagi akademisi, maksudnya menjadi kebutuhan semi-primer di era modern ini. Segala sesuatunya harus tergolong elegan, artinya bebas tapi teratur dan bertanggung jawab. Terbilang biasa saja jika akademisi hanya berpengaruh pada akademisi juga, begitu pula praktisi. Saatnya akademisi bisa mempengaruhi praktisi, begitu pula sebaliknya.
            Menulis adalah salah satu caranya, karena menulis adalah bagian dari komunikasi yang menjadikan informasi sebagai pengaruh. Untuk lintas elemen akademisi-praktisi, cukup tepat menggunakan tulisan ilmiah populer. Karena tulisan ilmiah populer diisi dengan nilai-nilai yang universal.
            Kebanyakan akademisi memiliki kualitas bagus berpikir kritis, namun tingkat berelasi yang rendah dengan orang lain. Kebanyakan praktisi berprestasi secara karir dan finansial, namun agak sulit untuk berbagi pengetahuan.
            Berikut ini adalah nilai-nilai universal yang dimaksud dalam tulisan ilmiah populer:
a)      Sederhana
make it simple!, jangan siksa pembaca untuk mengerti.
a.       1 (satu) paragrap = 3 atau 4 kalimat,
b.      1 kalimat ≤ 15 kata,
c.       untuk mempermudah, gunakan pola "S-P-O-K",
d.      struktur bisa jadi "problem → solusi" atau "sebab → akibat".
b)      Orientasi Pembaca
berempatilah, know your reader(s)!
a.       sadari diversitas (keragaman) pembaca,
b.      little experiment, can improve your write.
c)      Hindari istilah asing
a.       asing bisa jadi tidak populer
misal: 'download' dengan 'unduh', 'online' dengan 'laring', 'absurd' dengan 'tidak jelas', dsb.
tinggal pilih menurut kita mana yang paling 'populer' bagi kalangan pembaca kita.
b.      penggunaan bahasa yang asing (tidak populer) atau bisa jadi baku, bisa menjadi indikasi "menyembunyikan sesuatu".
    contoh: 'diamankan', tidak jelas apakah ditangkap atau ditahan, bukankah kita bisa saja dibilang diamankan oleh satpam setiap hari di komplek perumahan kita.
d)     Hindari Singkatan dan Akronim
e)      Tulisan Ilmiah Populer bersifat spesifik dan kongkrit
f)       Jelaskan secara detil dan relevan, gunakan analogi
g)      Tips dalam beropini (tulisan)
a.       buat kerangka tulisan, lama-lama akan terbiasa menulis tanpa kerangka
b.      kenali gaya tulisan yang disukai,
c.       judul yang agitatif (pengaruh ketertarikan),
d.      data yang menjual,
e.       sisipkan quotes.
            Ilmu yang saya bagikan ini merupakan catatan saya dari kuliah tamu oleh Rudi Santoso (jurnalis) untuk mata kuliah Keterampilan Interpersonal di Jurusan Sistem Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Mohon maaf jika bahkan tulisan ini saja dan tulisan-tulisan saya berikutnya masih belum bisa mencakup universalitas ilmiah populer. Saya akan terus belajar dan belajar. Terima Kasih.