12/19/10

Surabaya, si kota e

Surabaya di tangan Tri Rismaharini kini bisa dibilang berpredikat eCity dan eGov. Untuk kota sebesar Surabaya ini sebenarnya tak sulit mengimplementasi teknologi dan sistem informasi demi mendukung kerjaan pemerintah. Di dunia IT, semuanya sudah siap saji. Inilah yang dipaparkan oleh Kadis Kominfo Kota Surabaya Kholiq Bukhari dalam SESINDO 2010.
Government Resources Management System (GRMS) sebagai dasar implementasi IT di Kota Pahlawan ini menjunjung tinggi 4 asas, yaitu

  • Efisiensi, biaya yang terstandar
  • Efektifitas,
  • Transparan Akuntable, dan
  • Kepemimpinan.
Realita yang justru dihadapi oleh kota ini setelah implementasi tersebut adalah penghematan hingga 25%. Pengeluaran yang berkurang tersebut salah satunya dikarenakan biaya yang terstandar untuk setiap elemen pemkot dari satu mitra pengadaan saja. Contohnya saja jika Diskominfo melakukan lelang sendiri untuk pengadaan kertas di kantornya, begitu pula dengan pemkot bahkan dinas-dinas yang lainnya. Bandingkan dengan lelang pengadaan yang satu untuk semua dinas, beli borongan kan pasti lebih ekonomis. Proses pemilihan mitra melalui eProcurement agar bisa diakses oleh seluruh dinas secara transparan, akuntabel, dan real-time online.
Selain soal pengadaan dan operasional pemerintahan, di atas platform GRMS ternyata juga berdiri eSapaWarga. Suatu modul online yang memungkinkan warga Surabaya bisa curhat lewat internet dan langsung dimonitor oleh pemandu kepentingan. Nantinya juga semua yang tertampung melaui eSapaWarga ini menjadi salah satu parameter di eMusrenbang Surabaya. Jaringan eSapaWarga ini didukung oleh Telekomunikasi Indonesia. Untuk registrasinya tertutup, yaitu melalui petugas RW setempat.
Masalah perijinan sebagai bentuk pelayanan publik juga akan berubah dari satu atap ke satu pintu. GRMS ini akan tersebar sampai ke tingkat RW, salah satu fitur di tingkat tersebut adalah warga yang membutuhkan surat keterangan tertentu tinggal SMS ke petugas RW setempat dengan isi NIK dan keperluan. Hanya dalam hitungan jam pun permintaan warga dapat terpenuhi.

Diajar Ribet !

Sejak SD sampai SMA, banyak teman-teman saya termasuk saya sendi yang aneh dan bertanya-tanya. Kita selalu bertanya-tanya buat apa belajar ini itu yang susah-susah, matematika, fisika, kimia, dan biologi. Padahal rumor boleh punya fakta, di dunia karir nanti gak bakal digunakan banyak. Namun, semua itu seperti kita pelajari demi menghadapi sesuatu yang wah.
Perasaan bingung ditengah-tengah tekanan itu terasa apalagi saat tes datang, ulangan harian, UTS, UAS, bahkan UN. Padahal juga fakta di lapangan, nilai bagus ternyata belum menjamin upah yang tinggi saat kita bekerja nanti. Bahkan IP di kuliah yang saat ini saya kejar ternyata berumor tak begitu penting bagi pasar karir.
Inilah dia mengapa hidup ini kita anggap tak adil. Secara mendalam bukan kita hanya diharap mengerti materi-materi yang diberikan guru dan dosen kita. Namun, kita memang sengaja dibuat untuk terbiasa ribet atau berada dalam kesulitan.
Terkandung dalam kondisi ribet itu kita antara lain diaharapkan untuk
  • terbiasa berfikir dan menganalisa (belajar),
  • mencari jalan paling efisien,
  • menjadi yang terbaik,
  • terbiasa bekerjasama, berpendapat dan berpengaruh, serta menghargai teman,
  • tidak mudah menyerah dan optimis,
  • jujur dan bertanggung jawab,
  • dls...
Baca dengan nama Tuhanmu... Sungguh tak ada yang sia-sia dari apa-apa yang telah engkau lewati.
Seperti contohnya saat ini saya ada mata kuliah matematika diskrit. Dimanapun saya berada nanti, matdis berguna untuk mengambil kesimpulan, keputusan, hingga kebijakan. Lalu satu lagi yang saat ini menjadi momok bagi saya adalah mata kuliah Algoritma dan Pemrograman. Jujur, bagi saya belajar alpro menyadarkan saya bahwa ternyata mengembangkan sistem/aplikasi itu susah dan membuat saya berpikir ulang setiap ingin membeli software bajakan.
Namun, jeleknya dari sistem pendidikan yang banyak berkembang ini adalah membentuk kita berorientasi pada angka. Hal ini terbukti dari siswa yang memilih jurusan untuk kuliah yang prospektif gajinya nanti. Pada dasarnya kalau kita memang bagus, apa alasan keberuntungan itu tak datang dimanapun kita berada?
Latih diri anda untuk jujur seperti apa diri anda sebenarnya. Nilai dan Gaji itu nanti ngikut jika kita dapat yang baik maupun buruk. Mungkinkan kita sudah belajar atau bekerja maksimal tapi hanya mendapat nilai atau upah yang biasa-biasa saja?

Keberuntungan itu adalah persiapan yang bertemu kesempatan. Bersiaplah untuk kesempatan itu!
Hidup kita lengkap saat kita bisa melengkapi hidup orang lain. Salah satunya tetap saja dengan uang. So, think about it!

12/14/10

Kuliah Umum (bagi yang diundang) oleh Presiden RI di ITS

Warga Kedung Tarukan Baru IV Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Surabaya, pagi itu (13/12) tak bisa untuk sementara memotong jalan Dharmahusada arah Kertajaya karena sudah ada pengaturan aparat polisi. Namun, pengaturan itu bukan karena warga sekitar yang suka melanggar lalin, melainkan besoknya (14/12) Presiden RI akan memberikan Kuliah Umum di Grha Sepuluh Nopember, ITS Sukolilo. Bahkan jejeran polisi sudah tehampar sejak Kamis (9/12) karena Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad juga memberikan kuliah umum di tempat yang sama.
Kedatangan SBY bersama Ibu Ani, istrinya, yaitu dalam rangka Dies Emas 50 tahun ITS. Beliau memberikan kuliah umum bertajuk "Akselerasi Inovasi Teknologi dalam Rangka Mencapai Keunggulan Ekonomi Nasional". Namun, dalam post ini saya tidak akan becerita tentang isi kuliah umum tersebut, saya bukan undangan. Saya akan bercerita kisah saya yang berburu bahan blogging h-1 kedatangan orang nomor satu itu ke ITS.
Pagi itu seperti biasa saya berangkat kuliah. Ternyata mau masuk ke kampus yang satu gerbang dengan Grha ITS, barisan polisi dan tentara sudah gagah di kanan dan kiri jalan. Dalam hati, "yaah, sayang gak bawa kamera...". Sampai di parkiran SI-ITS, salah seorang teman saya bilang kuliah diundur 2 jam lebih. Saya langsung tak pikir panjang untuk mengajaknya pulang dan mengambil kamera. Kembali ke kampus, saya siap beraksi. Dhani dan Renja menemani saya.
Kami mulai jalan dan menjepret banyak momen tersebut, walau isi foto-fotonya hanya pengamanan kebanyakan. Pertama kami ingin mencoba mewawancara seorang polisi (mungkin gegana) yang berseragam hitam-biru tua. Tapi sayangnya bapak-bapak itu sedang mau ada kerjaan.
Lalu kami beranjak tambah masuk ke Grha, ada kumpulan bapak-bapak yang kelihatannya sudah punya jabatan. Diantaranya menggunakan seragam TNI hijau dan bersafari cerah dengan badge paspampres. Sayangnya lagi saat kami meminta kesediaan diwawancara dengan alasan tugas kuliah, mereka menolak karena mengaku mereka hanya diundang. Malah mereka menyuruh kami tanyakan segala sesuatunya sama pak Rektor.
Saya tidak mau menyimpulkan apapun soal kejadian yang saya alami itu. Mungkin beberapa orang akan bilang kami sial dan kayak gak ada kerjaan aja. Tapi saya pribadi jadikan itu pengalaman, karena bagi saya kesempatan datang untuk diambil.













12/12/10

Cloud Computing: Could you compute IT? We'll think again...

I'm just share what Mr. Halim Sulasmono* has shared in SESINDO 2010.
*SGM Information System Center @ Telekomunikasi Indonesia

Memasuki era konseptual setelah era informasi kemarin, kini muncul yang namanya tren "Cloud Computing". Sebelum masuk kepada apa itu cloud computing secara sederhana, mari kita ketahui terlebih dahulu mengapa era informasi telah berubah menjadi era konseptual. Era konseptual diidentikan dengan industri kreatif dimana ide, inovasi, dan kreatifitas dapat mendominasi keberhasilan. Era konseptual juga ditandakan dengan realita "one man could affect one hundred man".
Jangan terburu-buru, masih belum masuk ke pembahasan tentang cloud computing, mari kita kenal dulu apa itu Knowledge-based Economy.
A knowledge-based economy (KBE) is an economy in which the production, distribution and use of knowledge is the main driver of growth, wealth creation and employment across all industries. (OECD 1996, APEC 2000)
KBE menjadi salah satu faktor munculnya cloud computing untuk IT sebagai organization need. IT dalam KBE sendiri mempunyai 2 peranan, yaitu sebagai Enabler dan Innovation Driver.

Ini dia pembahasan tentang Cloud Computing yang sebenarnya, tapi disini tidak akan didefinisikan melainkan hanya ada ilustrasinya. Silahkan anda cerna dengan cara anda sendiri mendefinisikan.
Jika anda ingin makan sate kambing, apakah anda akan membeli kambingnya? Bahkan sampai harus membangun kandangnya dan setelah itu merawat kambingnya? Tentu saja Tidak.

Seiring perkembangan teknologi informasi yang pesat, kini koneksi internet dan media aksesnya bukan lagi barang mahal dan langka. Inilah yang dihadirkan oleh tren cloud computing, sebuah organisasi tidak perlu lagi susah-susah membangun infrastruktur IT dan memikirkan maintenance, toh kalau dia memang bukan organisasi berbasis IT. Cukup organisasi itu tersambung dengan jaringan, akses layanannya, dan biaya yang dihitung per penggunaan. Cloud is the Internet...


Cloud Computing: Efficient → Effective → Innovation
Jika kini sebuah organisasi ingin memenangkan persaingan, IT sebagai pendukung bukan hanya memangkas waktu dan biaya melainkan dapat menciptakan peluang-peluang baru. (Achmad Holil Noor Ali, Kajur SI-ITS)

12/6/10

We went to Campus and home to the NATION

iconshock.com

Siapa itu sebenarnya mahasiswa? Secara formal, mahasiwa atau mahasiswi merupakan sebutan bagi orang yang sedang berada dalam masa studi di perguruan tinggi. Namun, pada kenyataan realita dan urgensi saat ini, mahasiswa memiliki bagian studi yang jauh lebih mendalam terhadap keseimbangan berbagai aspek. Studi yang dimaksud adalah yang berdampak bagi publik namun abstrak secara akademik.
Peduli dengan segala sesuatu yang kita sadari baik, tidak penting apakah itu berhubungan status kita sebagai mahasiswa atau bukan. Kita semua berstatus mahasiswa berarti sudah dewasa. Siapapun kita, kepedulian peduli akan mengantarkan kepada pencitraan publik yang baik pula, terlebih jika kita dipandang sebagai mahasiswa. Begitu pula dengan adaptif dan prestatif. Adaptif bisa berimplikasi pada prestatif, karena pemenang dan orang-orang yang akan dipandang adalah yang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan serta kompetisi. Adaptif yang dimaksud bukan hanya secara pergaulan, namun juga secara pola pikir. Pola pikir yang membuat kita satu atau lebih langkah yang lebih maju daripada orang lain. Lebih maju disana dapat menyimpulkan adanya prestasi.
Cara atau konsep yang paling kongkrit dalam mencapai peforma peran dan fungsi mahasiswa adalah dengan selalu berkarya. Berkarya ataupun berinovasi akan membuat mahasiswa sebagai kaum terpelajar akan cepat menambah pengalaman, memberikan inspirasi, dan menciptakan citra kepercayaan publik. Sudah terlalu tradisional jika kita sebagai mahasiswa hanya bisa melihat kesalahan demi kesalahan. Perlu adanya injeksi baru mengenai kemahasiswaan, yaitu solusi. Saatnya mahasiswa berbicara kebenaran demi kebenaran, sekaligus melatih kejujuran. Memalukan jika mahasiswa mengetahui suatu kesalahan tapi hanya menyayangkannya. Seharusnya ada solusi yang muncul ke permukaan untuk menjadi tindak lanjut sebuah masalah. Globalisasi menuntut perubahan dan idealisme. Bisakah mahasiswa memenuhi tuntutan tersebut?
Mulai segala sesuatu dari diri sendiri. Tidak usah jauh-jauh berbicara tentang luas persegi, bentuk apapun yang ingin kita buat semuanya diawali dengan membuat garis. Garis itulah yang tercipta dari setiap individual yang peduli, adaptif, maupun prestatif. Sehingga menjadi titik-titik lain untuk bergerak dan membuat garis, bersambung dengan garis yang sudah ada sampai akhirnya menjadi sebuah bentuk.
Era kompetisi saat ini tinggal berbicara soal pengaruh. Pengaruh berarti Kepemimpinan, yang memberi jalan dan beroientasi pencapaian. Jadi, rasanya sudah tidak pantas lagi jika mahasiswa berlarut-larut berbicara soal mahasiswa itu sendiri, kini saatnya mahasiswa disiapkan menjadi young leader. Bukan young (muda) secara fisik yang dimaksud, namun muda pada jiwa dan semangatnya. Peran dan fungsi mahasiswa yang terdiri dari: Agent of Change, Iron Stock, Social Control, dan Moral Force, keempatnya sebenarnya memiliki perpotongan yang disebut kompetensi pengaruh.

12/5/10

Liputan SESINDO 2010

Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia (SESINDO) 2010 berhasil terlaksanakan pada tanggal 4 Desember 2010 di Empire Palace Surabaya. Tahun 2010 ini merupakan ketiga kalinya acara ini diselenggarakan oleh Jurusan Sistem Informasi, FTIf - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Tema yang diangkat kali ini adalah "Pemberdayaan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing dalam Knowledge-Based Economy".
Acara dibuka tepat pada pukul 9 pagi diawali dengan performansi paduan suara SI-ITS menyanyikan lagu "Indonesia Raya", "Laskar Pelangi", dan "Rek ayo rek" untuk menyambut para hadirin. Dilanjutkan dengan laporan dari Ahmad Mukhlason selaku Ketua Pelaksana yang melaporkan bahwa pebandingan makalah yang masuk dengan yang diterima adalah 2:1. Selain dengan jumlah paper yang masuk sebagai indeks peningkatan acara ini dari tahun lalu, peserta dan pemakalah juga ada yang datang dari seluruh Indonesia, seperti Medan, Pontianak, dan NTT.
Dijemput oleh penari Samsarining Pertiwi, Perwakilan ITS, Dekan Fakultas Teknologi Informasi (FTIf), secara resmi membuka SESINDO 2010. Beliau memaparkan bahwa acara semacam ini sangat penting sebagai ajang temu ABG alias Academic, Business, and Government. Selain itu alumnus ITB sekaligus UNPAD ini juga kagum dengan Jurusan SI yang tampil beda untuk memadukan kualitas kognitif dan ekstakulikuler lulusannya melalui fokus terhadap soft-skill. Khusus untuk para akademisi beliau berpesan bahwa tantangan dalam International Recognition adalah Riset dan Pubilkasi, yang implikasinya pada ranking perguruan tinggi.
Dari SI-ITS sendiri, Ketua Jurusan Achmad Holil Noor Ali secara konkrit memaparkan bahwa bentuk pengabdian lulusan SI untuk masyarakat adalah dengan keahlian mereka. Jadi, selain soft-skill yang baik dari lulusannya, namun memang dilandasi dengan kemampuan yang sepadan. Untuk itu SI-ITS menjembatani sertifikasi untuk berbagai keahlian (CISA, CISM, dsb.) lanjutan tenaga SI.
Setelah itu sampai siang, dilanjutkan dengan Keynote dari elemen government (pemerintah) dan bisnis. Chalid Bukhari selaku Kepala Dinas Kominfo Surabaya mewakili Ibu Walikota Surabaya memaparkan banyak sistem informasi daerah yang akan dan sudah diimplementasikan secara internal dan eksternal untuk kepentingan warga Surabaya. Sedangkan elemen bisnis yang melanjutkan adalah dari Telekomunikasi Indonesia, yaitu oleh Halim Sulasmono yang kini menjabat sebagai SGM Information System dan Arief Mustain selaku VP Product Management. Halim banyak memaparkan tentang peran IT dalam Knowledge-Based Economy (KBE) di era konseptual ini dan trend cloud computing. Disambung oleh Arief yang secara menarik memaparkan tentang fenomena persaingan bisnis Telco vs DotCom.
Disela-sela setiap diskusi, para hadirin disuguhi performansi cindera tari mahasiswa SI-ITS yang merupakan bagian dari pembelajaran mata kuliah Manajemen Proyek Teknologi Informasi di kampus. Setelah break siang, diskusi dibagi menjadi 4 kelas untuk 55 pemakalah. Empat diskusi itu adalah: Business Intelligence, e-Business, IS Planning & Development, dan IT Service Management. Acara diakhiri dengan pengumuman 2 terbaik pembawa presentasi makalah.

Pembukaan oleh Paduan Suara


Tarian Samsarining Pertiwi

ABG

bagian Cindera Tari dari mata kuliah MPTI Jurusan SI-ITS

Peserta Seminar