10/11/11

Merah Putih, idealisme vs realita

Buku kewarganegaraan kita sejak sekolah dasar menuliskan merah artinya berani dan putih artinya suci. Banyak makna antara hubungan keberanian dan kesucian itu. Namun, setidaknya kita bisa sepakat mendahulukan berani lalu kesucian. Mungkin dulu sempat ada yang menginginkan mendahulukan kesucian, tapi nanti malah jadi mirip Polandia.
Lihat sekarang, apa yang telah terjadi bagi Merah Putih. Orang Indonesia begitu membakar semangatnya, tapi tak mengerti apa yang mereka bela. Apakah itu kepentingan pribadi sendiri maupun orang lain, kepentingan golongan, dan yang jelas bukan kepentingan Persatuan Indonesia.
Itulah mengapa masih saja banyak perpecahan di Indonesia. Mereka yang berseteru pakai senjata dengan 'semangat'nya, menumpahkan banyak darah yang "merah", lalu tetap saling merasa (sok) 'suci' tak mau disalahkan.
Jika pemuda kita seperti itu saat ini, setidaknya bisalah orang tua kita jadi tauladan. Tapi sayang, mereka pun menyia-nyiakan banyak darah rakyat jelata dengan makan jatah yang bukan miliknya. Namun tetap tersenyum lebar bak orang pulang haji seakan begitu suci. Uang rakyat cuman habis buat rapat, sidang, panggil menteri, lalu konferensi pers masalah sms ._.

3 comments:

  1. yang menyebabkan kamu suka baca itu apa??

    ReplyDelete
  2. Mereka, para mahasiswa, kurang lebih 70% uang pembayaran kuliahnya adalah uang rakyat; tukang bakso dijalan, tukang becak, dan banyak kaum-kaum mustadh'afin lainnya. Namun, apa timbal balik yang mereka berikan? tak jarang mahasiswa yang berpikir, bahwa dia adalah generasi yang dapat menggugat peradaban, menyelamatkan rakyat tertindas yang kurus dan lapar, menjunjung arti sebenarnya sebuah keberanian dan kesucian dari merah putih..

    ReplyDelete