diambil dari cover fb-nya Pak Ahok, pinjem ya pak hehe... |
Ternyata softskill itu bukan sekedar caramu berpakaian atau berbicara di depan umum. Lebih dari itu semua, softskill mencakup cara berfikir seseorang sehingga dapat membuat pertunjukkan diri yang align dari kulit sampai bijinya. Kulit bibir yang berjanji sudah tidak aneh tidak semulus bentuk bijinya, sudah lama nge-trend di kalangan usahawan, usaha jadi pejabat dan usaha jualan barang dan jasa.
Pada suatu acara berita interaktif dimana seorang penelepon yang mengaku pengamen jalanan menyatakan mendukung 'si ahli tata kota' karena sudah kuliah di Jerman. Sedangkan rivalnya hanya lulusan dalam negeri untuk mengelola hutan. Tapi nyatanya? Ahli hutan yang notabene hutan penuh binatang bisa berlaku manusiawi pada PKL, bagaimana dengan si ahli tata kota? Menggerus PKL layaknya menebang hutan. Iklan si ahli tata kota juga lucu, dimana seorang ibu berterima kasih atas kepemimpinannya dia dapat berobat gratis namun latar shooting-nya masih kawasan kumuh.
Indonesia butuh Pemimpin bertipe Wirausaha
Ya gak? Waktu pertama Indonesia merdeka, benar kita butuh pemimpin yang bisa membangun diplomasi dan bangunan megah serta menggarangkan militer, dan terbukti itulah Ir. Soekarno dan Soeharto. Hari ini, sayangnya kita tidak lagi menjual citra bangsa dengan militer yang kuat, diplomasi yang bersemangat, atau bangunan yang megah. Melainkan jualan barang, jasa, atau teknologi. Masyarakat kita sadar untuk hidup mandiri, dengan kata lain masyarakat sadar Indonesia harus memiliki banyak wirausaha. Kenapa? Pertama, untuk menjadi negara maju jumlah wirausaha harus mencapau 2,5 persen. Kedua, rakyat bosan dengan harga ini-itu yang naik melulu dan harus impor, dengan banyaknya wirausaha mengartikan berbagai komoditas bisa didapat lebih murah dari dalam negeri. Ketiga, mental wirausaha menjaga hubungan baik dengan pelanggannya dengan keramahan dan respon cepat.Jokowi, oke deh sekarang disebut mereknya, waktu jadi walikota Solo tetap makan dari jualan. Bayangkan kalau PNS di kelurahan, kecamatan, dan dinas-dinas yang melayani publik bisa bertingkah seperti teller dan customer service di bank. Selain ramah, juga selalu berusaha problem solving saat itu juga.
butuh juga yang fast respond dengan solusi yang ga muluk-muluk, sederhana tetapi memberikan dampak yang besar.
ReplyDeleteYang terpenting adalah, keberanian seorang pemimimpin untuk memberi contoh, gak sedekar koar-koar di media bak artis, tapi dia sendiri tidak ada action.
Sukses untuk pemilukada DKI Jakarta, moga endingnya "mulus", dan semoga dari kedua calon yang maju putaran 2 tidak ada yang punya motto :
"SIAP MENANG, TIDAK SIAP KALAH"