10/8/12

Pengaderan out-of-the-box

Setiap pulang ke Jakarta, mesti saya nemenin si dia ke kampusnya seenggaknya sekali. Sebuah kampus yang patut jadi model pembelajaran etika sejak mahasiswa baru atau maba. Bis-bis kuning yang disediakan untuk shuttle di lingkungan kampus berisi anak-anak sopan yang selalu berterima kasih kepada supirnya setiap kali mau turun.
Cuman itu? Gak... Hanya ada 2 tujuan setiap selesai sesi kelas bagi mereka, ruang baca atau laboratorium. Ngapain? yang jelas bukan untuk meniru pekerjaan tugas kuliah temannya. Kalau memang tidak bisa, mereka akan menggunakan mata berikut telinganya, maksudnya mereka ingin mendengar terlebih dahulu penjelasannya bukan sekedar melihat lalu mengerjakan ulang.
Pertanyaannya, Siapa yang mengajari? Seniornya. Bagaimana caranya? tidak pernah diketahui tapi dilakukan. Sebenarnya sederhana, seniornya menjadi tauladan atau contoh tanpa memberi tahu juniornya. Tidak ada kegiatan rutin hingga satu semester apalagi satu tahun untuk rutin mengumpulkan mahasiswa baru, mereka menggunakan waktu lain tersebut untuk hal-hal yang lebih produktif. Pada individualis dong? Anehnya gak tuh, masih saja banyak yang bersedia memberikan tumpangan walaupun sebelumnya belum pernah mengobrol.
Kenapa di sebuah kampus lain menyapa senior saja jadi aturan, dan masih banyak yang gak nurut? Aturannya sudah bagus, metodenya yang dibuat terlalu sederhana. Kenapa tidak senior duluan yang menyapa? Saya yakin mereka akan membiasakan diri untuk menyapa seniornya dan siapa saja di kampus tanpa perlu dievaluasi, karena mereka merasa itulah budayanya. Maba atau siapapun pasti malu untuk pergi hedon di jam kuliah, jika seniornya, apalagi yang aktivis, pergi ke ruang baca atau lab. Siapapun tidak berani mencontoh pekerjaan temannya, bahkan berusaha untuk kreatif, jika tidak ada kasus plagiarisme diantara tugas-tugas seniornya.
Tanpa menyalahkan sistem yang kini sudah berlaku apapun itu, tapi kuncinya adalah tauladan. Pengaderan secara istilah berarti proses mencetak kader. Apapun yang terkandung dalam pengaderan akan terkandung pada kader itu nantinya. Oh ya, kenapa jarang yang datang tiap rapat pengaderan padahal semuanya diharepin dateng? mungkin sistem atau konsep yang sudah ada itu sudah tidak fit lagi dengan trend dan kebutuhan atau ekpektasi mereka yang tidak datang. Mungkin...
Seniornya menghampiri supir bis sebelum turun dan mengucapkan terima kasih, juniornya mengikuti. Seniornya pasti ada di ruang baca atau lab setiap usai kelas, juniornya mengikuti. Sebenarnya itu sederhana.

2 comments:

  1. 'sesungguhnya kaderisasi yang paling ideal ialah diiringi suri tauladan' -Rasulullah SAW-

    ReplyDelete
  2. Sip sepakat, Proses Kaderisasi adalah proses penanaman nilai, dan elemen kaderisasi adalah model dari sistem yang telah dibuat :)

    ReplyDelete