Pertama. Subnetting, saya gak bakal bahas subnetting disini, tapi saya lampirkan sumber lain yang saya gunakan untuk belajar subnetting. bahkan ada beberapa website yang menyediakan IP calculator. Pada dasarnya, subnetting dengan CIDR-nya diperlukan untuk menentukan:
- Jumlah host yang bisa digunakan dalam satu network/segment.
- Subnet mask yang akan digunakan.
Kedua. Membaca Topologi. Nah, kali ini langsung saja lihat ke contoh yang saya buatkan ini.
Cara membacanya adalah:
- Pada router terdapat 2 jenis koneksi (3 dengan console), yaitu untuk LAN dan WAN, tentukan saja mana yang keluar dan masuk ke arah segmen. Contoh: (idealnya) WAN untuk antar router sedangkan LAN (sering juga disebut VLAN) untuk melayani segmen didalamnya.
- Hubungan antar router berada pada satu segmen atau jaringan dengan subnetting 10.1.1.8/29, artinya Router A (router yang mengarah ke Segmen A) memiliki IP (keluar segmen) 10.1.1.9. Lalu Router B memiliki IP 10.1.1.10, dan Router C memiliki IP 10.1.1.11. Sebenarnya jaringan /29 bermaksud membatasi IP yang digunakan hanya 10.1.1.9 s.d. 10.1.1.11 (pahami lagi tentang subnetting) dengan subnet mask yaitu 255.255.255.248.
- Lalu pada masing-masing router juga ada koneksi ke dalam segmen, yang perlu diberikan IP juga. Pastikan IP-nya satu segmen, contoh pada Router A diberikan IP ke dalam segmen yaitu 10.17.44.1 dengan subnet mask 255.255.254.0. IP tersebut akan menjadi gateway bagi node di dalam segmen.
- Adapun yang disebut dengan "adjacent" atau tetangga, contoh: Router A memiliki adjacent Router B dan C, sedangkan Router C memiliki adjacent Router A.
Konsep ini akan diaplikasikan pada konfigurasi masing-masing router untuk yang disebut sebagai Routing. Semoga bermanfaat, and please ask!...
No comments:
Post a Comment