12/19/10

Diajar Ribet !

Sejak SD sampai SMA, banyak teman-teman saya termasuk saya sendi yang aneh dan bertanya-tanya. Kita selalu bertanya-tanya buat apa belajar ini itu yang susah-susah, matematika, fisika, kimia, dan biologi. Padahal rumor boleh punya fakta, di dunia karir nanti gak bakal digunakan banyak. Namun, semua itu seperti kita pelajari demi menghadapi sesuatu yang wah.
Perasaan bingung ditengah-tengah tekanan itu terasa apalagi saat tes datang, ulangan harian, UTS, UAS, bahkan UN. Padahal juga fakta di lapangan, nilai bagus ternyata belum menjamin upah yang tinggi saat kita bekerja nanti. Bahkan IP di kuliah yang saat ini saya kejar ternyata berumor tak begitu penting bagi pasar karir.
Inilah dia mengapa hidup ini kita anggap tak adil. Secara mendalam bukan kita hanya diharap mengerti materi-materi yang diberikan guru dan dosen kita. Namun, kita memang sengaja dibuat untuk terbiasa ribet atau berada dalam kesulitan.
Terkandung dalam kondisi ribet itu kita antara lain diaharapkan untuk
  • terbiasa berfikir dan menganalisa (belajar),
  • mencari jalan paling efisien,
  • menjadi yang terbaik,
  • terbiasa bekerjasama, berpendapat dan berpengaruh, serta menghargai teman,
  • tidak mudah menyerah dan optimis,
  • jujur dan bertanggung jawab,
  • dls...
Baca dengan nama Tuhanmu... Sungguh tak ada yang sia-sia dari apa-apa yang telah engkau lewati.
Seperti contohnya saat ini saya ada mata kuliah matematika diskrit. Dimanapun saya berada nanti, matdis berguna untuk mengambil kesimpulan, keputusan, hingga kebijakan. Lalu satu lagi yang saat ini menjadi momok bagi saya adalah mata kuliah Algoritma dan Pemrograman. Jujur, bagi saya belajar alpro menyadarkan saya bahwa ternyata mengembangkan sistem/aplikasi itu susah dan membuat saya berpikir ulang setiap ingin membeli software bajakan.
Namun, jeleknya dari sistem pendidikan yang banyak berkembang ini adalah membentuk kita berorientasi pada angka. Hal ini terbukti dari siswa yang memilih jurusan untuk kuliah yang prospektif gajinya nanti. Pada dasarnya kalau kita memang bagus, apa alasan keberuntungan itu tak datang dimanapun kita berada?
Latih diri anda untuk jujur seperti apa diri anda sebenarnya. Nilai dan Gaji itu nanti ngikut jika kita dapat yang baik maupun buruk. Mungkinkan kita sudah belajar atau bekerja maksimal tapi hanya mendapat nilai atau upah yang biasa-biasa saja?

Keberuntungan itu adalah persiapan yang bertemu kesempatan. Bersiaplah untuk kesempatan itu!
Hidup kita lengkap saat kita bisa melengkapi hidup orang lain. Salah satunya tetap saja dengan uang. So, think about it!

1 comment:

  1. Yes,, I love this article

    visit me back http://kopinyapanas.blogspot.com

    ReplyDelete