iconshock.com |
Siapa itu sebenarnya mahasiswa? Secara formal, mahasiwa atau mahasiswi merupakan sebutan bagi orang yang sedang berada dalam masa studi di perguruan tinggi. Namun, pada kenyataan realita dan urgensi saat ini, mahasiswa memiliki bagian studi yang jauh lebih mendalam terhadap keseimbangan berbagai aspek. Studi yang dimaksud adalah yang berdampak bagi publik namun abstrak secara akademik.
Peduli dengan segala sesuatu yang kita sadari baik, tidak penting apakah itu berhubungan status kita sebagai mahasiswa atau bukan. Kita semua berstatus mahasiswa berarti sudah dewasa. Siapapun kita, kepedulian peduli akan mengantarkan kepada pencitraan publik yang baik pula, terlebih jika kita dipandang sebagai mahasiswa. Begitu pula dengan adaptif dan prestatif. Adaptif bisa berimplikasi pada prestatif, karena pemenang dan orang-orang yang akan dipandang adalah yang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan serta kompetisi. Adaptif yang dimaksud bukan hanya secara pergaulan, namun juga secara pola pikir. Pola pikir yang membuat kita satu atau lebih langkah yang lebih maju daripada orang lain. Lebih maju disana dapat menyimpulkan adanya prestasi.
Cara atau konsep yang paling kongkrit dalam mencapai peforma peran dan fungsi mahasiswa adalah dengan selalu berkarya. Berkarya ataupun berinovasi akan membuat mahasiswa sebagai kaum terpelajar akan cepat menambah pengalaman, memberikan inspirasi, dan menciptakan citra kepercayaan publik. Sudah terlalu tradisional jika kita sebagai mahasiswa hanya bisa melihat kesalahan demi kesalahan. Perlu adanya injeksi baru mengenai kemahasiswaan, yaitu solusi. Saatnya mahasiswa berbicara kebenaran demi kebenaran, sekaligus melatih kejujuran. Memalukan jika mahasiswa mengetahui suatu kesalahan tapi hanya menyayangkannya. Seharusnya ada solusi yang muncul ke permukaan untuk menjadi tindak lanjut sebuah masalah. Globalisasi menuntut perubahan dan idealisme. Bisakah mahasiswa memenuhi tuntutan tersebut?
Mulai segala sesuatu dari diri sendiri. Tidak usah jauh-jauh berbicara tentang luas persegi, bentuk apapun yang ingin kita buat semuanya diawali dengan membuat garis. Garis itulah yang tercipta dari setiap individual yang peduli, adaptif, maupun prestatif. Sehingga menjadi titik-titik lain untuk bergerak dan membuat garis, bersambung dengan garis yang sudah ada sampai akhirnya menjadi sebuah bentuk.
Era kompetisi saat ini tinggal berbicara soal pengaruh. Pengaruh berarti Kepemimpinan, yang memberi jalan dan beroientasi pencapaian. Jadi, rasanya sudah tidak pantas lagi jika mahasiswa berlarut-larut berbicara soal mahasiswa itu sendiri, kini saatnya mahasiswa disiapkan menjadi young leader. Bukan young (muda) secara fisik yang dimaksud, namun muda pada jiwa dan semangatnya. Peran dan fungsi mahasiswa yang terdiri dari: Agent of Change, Iron Stock, Social Control, dan Moral Force, keempatnya sebenarnya memiliki perpotongan yang disebut kompetensi pengaruh.
No comments:
Post a Comment