1/1/11

Masihkah kita mau menyesal??

Pak Joko adalah seorang tua yang tinggal di sebuah gubuk di tengah pematang sawah bersama keluarganya. Setiap hari pekerjaannya adalah seorang penjual gabah dari para petani di sawah. Ia membawa barang dagangannya dengan memikulnya pada 2 buah keranjang, lalu ia pergi ke pinggir jalan raya untuk menumpang di bak truk sampai ke pasar kota. Selalu itu rangkaian hari-harinya demi menghidupi keluarganya.
Sampai pada suatu hari, tongkat pemikul yang selalu digunakan Pak Joko patah saat ia sedang berjalan di pematang sawah sehingga seluruh gabah yang dibawanya jatuh ke lumpur sawah. Pak Joko pun merasa begitu kecewa terhadap dirinya sendiri. Ia kembali ke rumahnya dengan raut muka cemberut karena tak bisa menyuap nasi kepada keluarganya hari ini. Sebagai efeknya, Pak Joko juga menjadi sangat pemarah terhadap istri dan anak-anaknya karena ia masih merasa jengkel. Ia hanya berulang-ulang membahas betapa bodohnya dia tak pernah mengganti tongkat pemikulnya itu.
Pada sore hari, seorang petani bernama Pak Iskak yang hendak pulang melihat Pak Joko sedang duduk-duduk di depan gubuknya dengan raut wajahnya yang tidak enak. Pak Iskak pun menyapa Pak Joko "Pak Joko, ada masalah apa?", lalu Pak Joko pun menceritakan apa yang ia alami hari ini. Namun Pak Iskak malah merespon dengan sebuah berita, "lho?? Pak Joko tidak tahu ya, truk yang biasa membawa penduduk desa ke kota pagi tadi kecelakaan, supir dan kernetnya meninggal dunia". Seketika mendengar berita tersebut, Pak Joko malah berkata "Alhamdulillah..." (bukannya innalillahi??). Raut wajahnya pun menjadi berseri-seri karena ia terharu Allah SWT ternyata bukan memberikannya musibah, namun ternyata sebuah pertolongan. Subhanallah....

Kisah inspirasi dari Bapak Suharjupri, dosen Matematika FMIPA-ITS
D3 Teknik Sipil ITS, 12 Agustus 2010

No comments:

Post a Comment