12/6/12

Terima Kasih, APICTA...

Ini adalah cerita tentang pertarungan sengit antara jiwa, logika, dan nurani.

Disclaimer, my vision is to share almost of my life to each other needed (I'm sorry, actually my English isn't fluent enough :D ). For years, I've spend my teenager & adult life to make it happen. Until one day, someone that I just know him (not very close enough), ask for help. He just ask me to translate his paper form Bahasa into English. There is Google Translate, i used it to help me work faster, okay, case closed. *deng deng, sekarang Indonesia-an aja deh hehe* Ternyata itu adalah sebuah formulir pendaftaran Asia-Pacific ICT Alliance APICTA Award 2012 yang akan diselenggarakan di Brunei Darusallam. Hmmmm, Brunei... Sebenarnya kurang menarik sih, tapi gak ngejar tempat sih, yang penting bisa bantuin anak ini, M. Rizky Habibi anak Teknik Informatika ITS angkatan 2011.
Habibi punya sebuah karya yang udah dia kembangin sejak SMA. Karyanya udah tembus jadi finalis di Indonesia ICT Award INAICTA 2012, jadilah Habibi dan karyanya itu ditunjuk sebagai salah satu delegasi Indonesia oleh Asosiasi Piranti Lunak dan Telematika Indonesia (ASPILUKI). Untuk ke APICTA, Habibi gak cuman ngajak aku lewat facebook chat (via ditawari Ira - Sekretaris Departemen RisTek HM Teknik Informatika ITS), tapi ada juga Uthe alias Aditya Brahmana, Teknik Informatika ITS angkatan 2011, yang sudah meraih gelar Runner-up di e-ICON 2012 Korea. Aku, cuman Finalis Karya Tulis tingkat Nasional --"
Setelah pendaftaran itu, seperti biasa aku selalu mau tumpuk kerjaan buat di sortir mana yang dikerjain duluan, salah satunya jelas presentasi buat karyanya Habibi ini, MonoClone. Tapi sayang, cukup sulit cari waktu buat kita saling kumpul dan diskusi. Sebenernya jadi bingung sendiri aja, apa mungkin persiapan untuk kompetisi tingkat internasional gini bisa mepet-mepet. Tapi ya... udah kebiasaan kali.
*dingdong* Sebuah email forward-an masuk dari Habibi, isinya: Undangan Boot-Camp di Jakarta. Setelah ada undangan itulah baru kita berhasil ketemu. Intinya, Boot-Camp yang H-30 APICTA itu adalah kerja pertama ku untuk MonoClone. Padahal, di boot-camp kita di-coaching sama petinggi-petinggi IT-nya Indonesia, nanti aku bakal sebutin siapa aja mereka. Kejepit nih, memperlihatkan keraguan tentang ITS di depan para petinggi itu dan peserta (nominator/delegasi) lain, yaitu para pelajar, mahasiswa dari PT lain, dan profesional IT. Keraguan bagiku untuk meneruskan bantuan ini pun mulai dipertanyakan oleh logika, "Are you sure, Dhika?". For while, aku bahkan Gak Yakin. Sempet berpikir kenapa aku yang harus berada di dilematisasi ini *lebay*. Harus ninggalin kuliah dan organisasi dan ngeluarin biaya boot-camp berikut kompetisi untuk sebuah tim dan karya yang sebenernya gak siap. Tapi itu hanya pikiran awal, ada bisikan "Dhika, inget niat lo di awal. Gini ya, lo berangkat dan gagal, nilai lo 50, tapi kalo lo mundur nilai lo 0!". Ketua Jurusan Teknik Informatika ITS juga sudah support supaya kita berangkat ke Jakarta, show must go on!.
Sepulang dari Jakarta, aku kira aku bakal fokus sama APICTA, ternyata gak berubah. Kita sama-sama sibuk ngurusin diri sendiri. Bahkan ketemunya baru di stasiun mau ke Jakarta lagi buat ke Brunei. H-1 keberangkatan, baru nyelesaikan 80% presentasi. Sampai di Bandar Seri Begawan, ternyata MonoClone dapat giliran presentasi hari Selasa. Untuk sebuah 20 menit yang menentukan, sejak Sabtu Alhamdulillah masih dapat 3 kali latihan presentasi seadanya. Optimis, berkat semangat dari banyak temen-temen dan terutama apresiasi dari para coach. Alhasil, waktu presentasi tidak menyeramkan seperti yang dibayangkan, juri-juri cukup friendly, semua jawaban bisa kita jawab. Gak menang, tapi aku tetep sangat puas. Alhamdulillah...
Oke, aku mau berterima kasih sama para coach yang sangat luar biasa. Mau bantu dari mulai nyiapin presentasi berikut mental kita sampe beliin makan. Mereka adalah Pak Didik Pratono Rudianto, Pak Richard Kartawijaya, Pak Hidayat, Pak Bob, Prof. Eko Indrajit, Bu Carlia W., Bu Sylvia Sumarlin, Pak Teddy Sukardi, Pak Didik Sunardi, dan Pak Ifik. Mereka inilah yang aku sebut sebagai petinggi IT Indonesia. Aku juga terima kasih buat rekan-rekan peseta yang sudah saling support, yaitu: Pak Gildas, Pak Ronald Widjaja, Pak Edwin Yudayana, Pak Soegianto, Pak Natali Adrianto, dan semua temen-temen dari UGM, UI, UNIKOM, dan IT Telkom. Bangga banget bisa ketemu kalian semua, guys... *maaf kalo ada yang belum kesebut, maksudnya cuman lupa pas nulis*
Banyak hadiah buat aku sendiri sih dari selain winner atau merit. Pertama, belajar bahwa sampai kapanpun keberuntungan adalah hasil dari baiknya proses persiapan. Kedua, menemukan miniatur dari mengelola SDM di real IT project. Ketiga, ketemu orang-orang hebat di bidang IT tingkat internasional, termasuk creator & dubber "opa" di Upin Ipin. Keempat, semakin mematangkan jiwa. Alhamdulillah...

Terima Kasih, APICTA...
Terima Kasih, Indonesia :)


10/8/12

Pengaderan out-of-the-box

Setiap pulang ke Jakarta, mesti saya nemenin si dia ke kampusnya seenggaknya sekali. Sebuah kampus yang patut jadi model pembelajaran etika sejak mahasiswa baru atau maba. Bis-bis kuning yang disediakan untuk shuttle di lingkungan kampus berisi anak-anak sopan yang selalu berterima kasih kepada supirnya setiap kali mau turun.
Cuman itu? Gak... Hanya ada 2 tujuan setiap selesai sesi kelas bagi mereka, ruang baca atau laboratorium. Ngapain? yang jelas bukan untuk meniru pekerjaan tugas kuliah temannya. Kalau memang tidak bisa, mereka akan menggunakan mata berikut telinganya, maksudnya mereka ingin mendengar terlebih dahulu penjelasannya bukan sekedar melihat lalu mengerjakan ulang.
Pertanyaannya, Siapa yang mengajari? Seniornya. Bagaimana caranya? tidak pernah diketahui tapi dilakukan. Sebenarnya sederhana, seniornya menjadi tauladan atau contoh tanpa memberi tahu juniornya. Tidak ada kegiatan rutin hingga satu semester apalagi satu tahun untuk rutin mengumpulkan mahasiswa baru, mereka menggunakan waktu lain tersebut untuk hal-hal yang lebih produktif. Pada individualis dong? Anehnya gak tuh, masih saja banyak yang bersedia memberikan tumpangan walaupun sebelumnya belum pernah mengobrol.
Kenapa di sebuah kampus lain menyapa senior saja jadi aturan, dan masih banyak yang gak nurut? Aturannya sudah bagus, metodenya yang dibuat terlalu sederhana. Kenapa tidak senior duluan yang menyapa? Saya yakin mereka akan membiasakan diri untuk menyapa seniornya dan siapa saja di kampus tanpa perlu dievaluasi, karena mereka merasa itulah budayanya. Maba atau siapapun pasti malu untuk pergi hedon di jam kuliah, jika seniornya, apalagi yang aktivis, pergi ke ruang baca atau lab. Siapapun tidak berani mencontoh pekerjaan temannya, bahkan berusaha untuk kreatif, jika tidak ada kasus plagiarisme diantara tugas-tugas seniornya.
Tanpa menyalahkan sistem yang kini sudah berlaku apapun itu, tapi kuncinya adalah tauladan. Pengaderan secara istilah berarti proses mencetak kader. Apapun yang terkandung dalam pengaderan akan terkandung pada kader itu nantinya. Oh ya, kenapa jarang yang datang tiap rapat pengaderan padahal semuanya diharepin dateng? mungkin sistem atau konsep yang sudah ada itu sudah tidak fit lagi dengan trend dan kebutuhan atau ekpektasi mereka yang tidak datang. Mungkin...
Seniornya menghampiri supir bis sebelum turun dan mengucapkan terima kasih, juniornya mengikuti. Seniornya pasti ada di ruang baca atau lab setiap usai kelas, juniornya mengikuti. Sebenarnya itu sederhana.

8/18/12

No Offense untuk Putaran Kedua

diambil dari cover fb-nya Pak Ahok, pinjem ya pak hehe...

Ternyata softskill itu bukan sekedar caramu berpakaian atau berbicara di depan umum. Lebih dari itu semua, softskill mencakup cara berfikir seseorang sehingga dapat membuat pertunjukkan diri yang align dari kulit sampai bijinya. Kulit bibir yang berjanji sudah tidak aneh tidak semulus bentuk bijinya, sudah lama nge-trend di kalangan usahawan, usaha jadi pejabat dan usaha jualan barang dan jasa.
Pada suatu acara berita interaktif dimana seorang penelepon yang mengaku pengamen jalanan menyatakan mendukung 'si ahli tata kota' karena sudah kuliah di Jerman. Sedangkan rivalnya hanya lulusan dalam negeri untuk mengelola hutan. Tapi nyatanya? Ahli hutan yang notabene hutan penuh binatang bisa berlaku manusiawi pada PKL, bagaimana dengan si ahli tata kota? Menggerus PKL layaknya menebang hutan. Iklan si ahli tata kota juga lucu, dimana seorang ibu berterima kasih atas kepemimpinannya dia dapat berobat gratis namun latar shooting-nya masih kawasan kumuh.

Indonesia butuh Pemimpin bertipe Wirausaha

Ya gak? Waktu pertama Indonesia merdeka, benar kita butuh pemimpin yang bisa membangun diplomasi dan bangunan megah serta menggarangkan militer, dan terbukti itulah Ir. Soekarno dan Soeharto. Hari ini, sayangnya kita tidak lagi menjual citra bangsa dengan militer yang kuat, diplomasi yang bersemangat, atau bangunan yang megah. Melainkan jualan barang, jasa, atau teknologi. Masyarakat kita sadar untuk hidup mandiri, dengan kata lain masyarakat sadar Indonesia harus memiliki banyak wirausaha. Kenapa? Pertama, untuk menjadi negara maju jumlah wirausaha harus mencapau 2,5 persen. Kedua, rakyat bosan dengan harga ini-itu yang naik melulu dan harus impor, dengan banyaknya wirausaha mengartikan berbagai komoditas bisa didapat lebih murah dari dalam negeri. Ketiga, mental wirausaha menjaga hubungan baik dengan pelanggannya dengan keramahan dan respon cepat.
Jokowi, oke deh sekarang disebut mereknya, waktu jadi walikota Solo tetap makan dari jualan. Bayangkan kalau PNS di kelurahan, kecamatan, dan dinas-dinas yang melayani publik bisa bertingkah seperti teller dan customer service di bank. Selain ramah, juga selalu berusaha problem solving saat itu juga.

Solutif!

Impressed banget waktu nonton video-video di channel youtube ahokbtp. Terutama saat denger solusinya ahok di Komisi II DPR soal Pemilihan Umum. "Jakarta Baru The Movie" lebih impressive saat nunjukin konsep super blok itu. Itu baru namanya pempimpin yang solutif. Ntar nonton aja ya sendiri :P

Jalan Kaki

Terakhir, satu ungkapan untuk yang telah menjadi 'ahlinya' Jakarta 5 tahun kemarin. Entah tujuannya memotivasi seorang anak untuk lebih fight atau memang tidak mau memperhatikan. Kau kemanakan trotoar di Jakarta? Kenapa kau lebih paksa kami naik mobil dan motor? Apa jalan layang non-tol itu bisa kami lewati tanpa asap hanya dengan sepatu atau sendal?

8/10/12

Belajar dari Kantor

What an experience!... Pilihanku untuk pulang paling awal dari temen-temen di Surabaya awalnya menyisakan keraguan, keraguan atas tanggung jawab baru sebagai pembantu Febri dan Yoga untuk pegang pos Riset dan Teknologi di BEM FTIf ITS. It's a lost of opportunity cost, sederet program pemenangan ITS untuk GEMASTIK 5 di kampus rival harus ditangani BEM FTIf bagai belum menunjuk Manager RTD. Jika menunda pulang, rasa salah menyerang dengan tanya mengapa aku lebih mentingin organisasi daripada keluarga. Namun, dilema sebaliknya terasa saat aku sudah di Jakarta.
Hari-hari yang menyenangkan, menyebalkan, dan membosankan aku lewati di Jakarta dengan satu keyakinan, keluarga. Sampai hingga suatu hari saudaraku sejak SMA, Fino Nurcahyo, menawarkan sebuah kesempatan yang kecil namun tidak bisa didapatkan tanpa kesadaran dan pengorbanan, yaitu magang. Dia minta CV aku, ya aku kirim. Seminggu kemudian, kami harus bertemu orang yang akan menerima magang, Presiden Direkturnya sendiri. Padahal kukira hanya manager IT dari sebuah perusahaan.
Pandangan presdir ini jelas helicopter view, Ia ingin kami mempelajari IT secara menyeluruh. Sayangnya kami hanya dapat waktu sebulan sesuai lama liburan. Dimulai dari belajar jaringan, sedikit server termasuk AS/400, diakhiri dengan hub operations dan workshop hardware komunikasi.
_________________________________________________________________________________
Hari pertama, hari yang tidak akan pernah Fino dan aku lupakan. Paginya kami dikenalkan dengan pembimbing dan tim sampai diberikan meja kerja. Namun, yang terjadi hampir seharian kami hanya duduk-duduk saja, sampai aku tertidur dan dibangunkan seorang bapak-bapak ._. Oke, mau gak mau gini caranya kita perlu strategi, masa mau besok terulang hal yang sama. Siangnya, ngobrol sama pembimbing, sayangnya dia masih bingung mau ngasih kita kerjaan apa. Tapi, hari itu ada training produk baru, jadi kita disuruh ikut aja. Yah, selama di training gak ngerti apa-apa. Pertama, di kuliah gak ada ilmu hardware, dan kedua, yang ngisi training orang Jepang berbahasa Inggris ._. Pas break training, orang Jepang tersebut ngajak kita ngobrol karena tau kita interns. Pertanyaannya standar tapi ada yang agak susah dijawab, "Kenapa pilih belajar IT?", ya aku jawab emang ini passionku sejak SMA. Dia ngasih kartu nama dan bilang, "If you want to work in Japan, just send me email". Aku bingung itu dia serius apa cuman basa-basi.
_________________________________________________________________________________
Masuk hari berikutnya, pembimbing masih bingung mau nyuruh kita apa. Sampa seorang temannya bilang ada router rusak di gudang. Seakan melihat secerca harapan setidaknya aku bisa makan, ilmu tentunya. Pepatah memang benar, tantangan itu kembar siam-nya peluang. Kita lupa syntax-syntax yang pernah dipraktekin di DMJ, antara lupa atau pas praktikum memang gak pernah fokus, akui saja. Kembali membuat kami mengingat, alias belajar lagi, dari mulai subnetting sampai routing. Hanya dengan 3 router saja, 2 subnet, routing-nya seharian ._.
Dua minggu sudah bolak-balik mainan router, diajaklah kami ke customer, sebuah manufaktur mobil. Pemandangan disana cukup ramai dan sibuk, maklum perusahaan Jepang. Walapun kerjaan kami cuman cabut dan colok kabel disana, plus foto-foto juga, ternyata case wasn't closed on that day.
Rasanya belajar network sudah cukup, karena pembimbing bingung kita mau disuruh pelajarin apa lagi. Fino dan aku sepakat saatnya kita laporan ke pak presdir dan tanya harus kemana lagi. Jawabanya, hub operation. Sebuah unit kerja semacam helpdesk untuk jaringan antena bagi berbagai perusahaan yang gak mungkin ditarikin kabel ketempatnya, seperti tambang, kebun, termasuk ATM yang bertebaran. Jujur, selama belajar satelit dan antena susah banget nyambungnya sampe bingung sekarang gimana ceritanya. Termasuk waktu itu kami ikut teknisi yang melakukan pointing VSAT untuk sebuah ATM. Ada sebuah proses yang disebut crosspole dimana membutuhkan petunjuk telkom, sudah seharian menunggu, namun pihak telkom selalu menunda, tidur di atas ruko menikmati terik matahari, dan ... ._.
Magang pun berakhir, kami kembali menemui pak presdir. Inilah saat kami berterima kasih atas kesempatan yang telah Ia berikan. Digajikah kita? Iya, tapi kami menolak. Orang tuaku langsung bilang "harusnya terima aja..." padahal waktu personalia tanya rekening kita waktu itu, kita langsung bilang kami tidak merasa berkontribusi bagi perusahaan, tujuan kami hanya belajar. Memang tidak apa-apa menerima uang itu, tapi aku yakin akan menyisakan rasa sesak di dada, karena menyiakan idealisme yang hanya ada bagi mahasiswa.
Pak presdir kami, dia orang Tionghoa alias Cina. Namun, dia baru bisa berbahasa Mandarin setelah bekerja, bahkan dia seorang mantan PNS. Dulu, waktu masih jadi pegawai administrasi pengurusan STNK, sering diejek karena nyambi kuliah. Nyatanya, kini dia adalah pejabat penting di 3 perusahaan Salim Group. "Ya emang udah Cina, terus mau gimana lagi..." ucapnya setelah menceritakan masa kecilnya tidak berbeda dengan anak pribumi yang suka main di sawah dan kali.

7/19/12

Konfigurasi DHCP Server pada Router Cisco

Nge-wifi di kampus biasanya gak ribet, paling cuman perlu ngatur proxy. Gak perlu ngatur IP, cukup buat Automatic DHCP. Gimana cara setiap komputer yang akses wifi bahkan dari banyak access poin yang tersebar dapet IP yang berbeda-beda dan tidak bentrok? Gini ceritanya...
Untuk ukuran jaringan yang besar, melayanai banyak pengguna, diperlukan DHCP Server yang bertugas mengatur IP setiap yang mengakses. Router pun bisa melakukan tugas tersebut, namun tidak pada ukuran yang besar disamping router memiliki tugas utama itu routing. Kali ini saya akan coba mencontohkan konfigurasi router sebagai DHCP server.
Router#conf t
Router(config)#service dhcp
Router(config)#ip dhcp pool [network] isikan network yang akan dilayani
Router(config)#ip dhcp pool 10.17.48.0/23
Router(dhcp-config)#network 10.17.48.0 255.255.254.0
Router(dhcp-config)#default-router 10.17.48.1
Router(dhcp-config)#dns-serve optional saja 
Router(dhcp-config)#exit
Router(config)#ip dhcp excluded-address 10.17.48.1 ip yang tidak boleh dipakai (karena gateway)
Patut digunakan dalam simulasi supaya setiap PC yang ada tidak perlu lagi dikonfigurasi satu per satu.
Selamat Mencoba!

7/17/12

Routing Dasar - Dynamic

Masih dengan topologi yang sama, saya ingin membayar hutang untuk mebuat router lebih pintar. Dynamic routing membuat router saling mengisi routing table dengan menyalin tabel yang ada di tetangganya (adjacent). Sehingga dalam mengatur router secara dinamis, hanya perlu diketahui adjacent-nya saja, atau router yang berhubungan dengannya.
Terdapat banyak metode dalam dynamic routing, diantranya RIP, IRGP, EIGRP, dan OSPF. Kali ini saya memilih EIGRP. Berikut ini syntax-nya:
Router(config)#router eigrp 109
Router(config-router)#network [ip_adjacent-1]
Router(config-router)#network [ip_adjacent-n]
Router(config-router)#end
Router#
Nah, jika diaplikasikan pada topologi, inilah caranya:
A(config)#router eigrp 109
A(config-router)#network 10.1.1.10
A(config-router)#network 10.1.1.11
A(config-router)#end
A#
B(config)#router eigrp 109
B(config-router)#network 10.1.1.9
B(config-router)#end
B#
C(config)#router eigrp 109
C(config-router)#network 10.1.1.9
C(config-router)#end
C#
Setelah itu verifikasi dengan "show ip route" pada masing-masing router. Lalu lakukan ping dan tracert menggunakan cmd pada komputer.
Masih belum percaya kalau itu dinamis? Ubah topologi dengan menukan (swap) antara Router A dan B, sehingga Router B menjadi router yang terhubung ke 2 router (bukan A lagi). Tanpa mengatur apa-apa, ping akan langsung saling reply. Kesimpulannya, kekurangan dynamic routing akan mengkonsumsi NVRAM pada router lebih banyak.

Routing Dasar - Static

Jika router sudah diberikan IP, untuk berkomunikasi dari segmen ke segmen atau melibatkan koneksi antar router, router perlu diatur dengan memberitahukan jalan menuju network lain. Kali ini, perlu dimengerti apa yang dimaksud dengan "hop". Secara kalimat, hop adalah "IP (luar) router yang ber-adjacent (bertetangga) mengarah pada network yang dituju". Kembali lihat topologi pada post sebelumnya ini.
Misalnya sebagai Router C, maka menuju Segmen B hop-nya adalah IP (luar) dari Router B. Dimana rumus syntax penulisan rute adalah:
ip route [network_tujuan] [subnet_mask] [hop]
Contoh:
C(config)#ip route 10.17.50.0 255.255.254.0 10.1.1.9 --> dari C ke B yang melalui A.
C(config)#ip route 10.17.44.0 255.255.254.0 10.1.1.9 --> dari C ke A yang ber-adjacent.
B(config)#ip route 10.17.48.0 255.255.254.0 10.1.1.9 --> dari B ke C yang melalui A.
B(config)#ip route 10.17.44.0 255.255.254.0 10.1.1.9 --> dari B ke A yang ber-adjacent.
A(config)#ip route 10.17.50.0 255.255.254.0 10.1.1.11 --> dari A ke B yang ber-adjacent.
A(config)#ip route 10.17.48.0 255.255.254.0 10.1.1.10 --> dari A ke C yang ber-adjacent.

Untuk verifikasi, routing table dapat dilihat dengan syntax:
Router#show ip route

Silahkan lakukan ping, menggunakan cmd (bukan PuTTY), dengan mengatur IP komputer sesuai segmen yang diisi, contoh terkoneksi dengan Router B.
IP Address: 10.17.50.2 --> pilih IP dalam block subnet dan bukan gateway.
Subnet Mask: 255.255.254.0
Gateway: 10.17.50.1 --> sesuai IP dalam pada router segmen.
Lalu lakukan ping setelah itu tracert (trace route) ke IP pada Segmen C. Note: RTO/unreachable bisa jadi karena firewall komputer masih hidup.

Ada cara mengisi roting tabel yang dinamis, disebut sebagai dynamic routing. Lihat post setelah ini.

Routing Dasar - Konfigurasi Router pada IOS Cisco

Setelah mengenal topologinya (lihat post sebelum ini) berikut cara membaca atau mengartikan, saatnya bermain begitu teknis dengan syntax untuk konfigurasi router. Konfigurasi terhadap router banyak caranya, namun kali ini saya mencontohkan menggunakan interface PuTTY dengan koneksi serial. Router memiliki IP nantinya bisa diakses menggunakan koneksi Telnet. IOS adalah command line interface untuk konfigurasi router.
Cisco 881
Keterangan:
WAN untuk ke dalam segmen.
VLAN untuk antar router (keluar).

Konfigurasi koneksi Serial pada PuTTY dan Mengganti nama router

1. Buka aplikasi PuTTY.
2. Pilih koneksi "Serial", lalu masukkan COM port yang merupakan koneksi dengan router (lihat di Device Manager --> Ports (COM & LPT)). Misal COM21.
3. Lalu klik "Open".
4. Pada dialog kosong yang terbuka, tekan Enter (beberapa kali hingga CLI mengeluarkan interaksi konfigurasi inisialisasi).
5. Tuliskan saja "no" menjawab inisialisasi, lalu tekan Enter.
6. Untuk melakukan konfigurasi, ketikkan "enable". Berikut caranya untuk mengganti nama router.
Router>enable
Router#config t
Router(config)#hostname A
A(config)#

Konfigurasi alamat IP pada router

Pada topologi dapat dilihat IP keluar dan masuk, sekarang saatnya melalui IOS.
A(config)#interface fastethernet 4
A(config-if)#ip address 10.17.44.1 255.255.254.0
A(config-if)#no shutdown
A(config-if)#exit 
A(config)#interface vlan 1
A(config-if)#ip address 10.1.1.9 255.255.255.248
A(config-if)#no shutdown
Lakukan hal yang sama dengan Router B dan C menyesuaikan IP-nya saja.

Comment Challenge!

Apa maksud dari masing-masing syntax yang ada? Jelaskan yang Anda tahu!
Jawab pada kolom Komentar, bukan untuk hadiah, tapi membantu pengunjung lain untuk belajar :)

Thank's for learning!

Routing Dasar - Konsep

Sebenarnya materi ini berisi tentang dasar-dasar jaringan yang pada tutorial-tutorial berikutnya perlu dipahami terlebih dahulu.
Pertama. Subnetting, saya gak bakal bahas subnetting disini, tapi saya lampirkan sumber lain yang saya gunakan untuk belajar subnetting. bahkan ada beberapa website yang menyediakan IP calculator. Pada dasarnya, subnetting dengan CIDR-nya diperlukan untuk menentukan:

  • Jumlah host yang bisa digunakan dalam satu network/segment.
  • Subnet mask yang akan digunakan.

Kedua. Membaca Topologi. Nah, kali ini langsung saja lihat ke contoh yang saya buatkan ini.
Cara membacanya adalah:

  • Pada router terdapat 2 jenis koneksi (3 dengan console), yaitu untuk LAN dan WAN, tentukan saja mana yang keluar dan masuk ke arah segmen. Contoh: (idealnya) WAN untuk antar router sedangkan LAN (sering juga disebut VLAN) untuk melayani segmen didalamnya.
  • Hubungan antar router berada pada satu segmen atau jaringan dengan subnetting 10.1.1.8/29, artinya Router A (router yang mengarah ke Segmen A) memiliki IP (keluar segmen) 10.1.1.9. Lalu Router B memiliki IP 10.1.1.10, dan Router C memiliki IP 10.1.1.11. Sebenarnya jaringan /29 bermaksud membatasi IP yang digunakan hanya 10.1.1.9 s.d. 10.1.1.11 (pahami lagi tentang subnetting) dengan subnet mask yaitu 255.255.255.248.
  • Lalu pada masing-masing router juga ada koneksi ke dalam segmen, yang perlu diberikan IP juga. Pastikan IP-nya satu segmen, contoh pada Router A diberikan IP ke dalam segmen yaitu 10.17.44.1 dengan subnet mask 255.255.254.0. IP tersebut akan menjadi gateway bagi node di dalam segmen.
  • Adapun yang disebut dengan "adjacent" atau tetangga, contoh: Router A memiliki adjacent Router B dan C, sedangkan Router C memiliki adjacent Router A.
Konsep ini akan diaplikasikan pada konfigurasi masing-masing router untuk yang disebut sebagai Routing. Semoga bermanfaat, and please ask!...

5/28/12

Puas, tapi gak berharap banyak


Alhamdulillah… Subhanallah…
Cuma 2 kata itu dalam yang bisa terucap selama aku berada di Kota Solo, Jawa Tengah. Tanggal 10-12 Mei 2012, tepatnya hari Kamis hingga Sabtu, aku diberikan kesempatan mewakili ITS sebagai finalis 10 besar Lomba Karya Tulis Kreatif, Festival Ilmiah Mahasiswa XII , Universitas Sebelas Maret Surakarta (LKTK FILM UNS). Acara ini memang tidak seber-gengsi PIMNAS, GEMASTIK, ataupun KRI/KRCI, namun tetap banyak cerita yang seru disini.
Pengumuman dari panitia mundur, tapi jadwal grand final tidak berubah. Jadi, Rabu siang baru dikabari panitia melaui Mbak Ika, ketua kelompokku yang sayangnya tidak bisa ikut merasakan euforia disana, kalau karya tulis berjudul “E-Khazanah: Knowledge Management System sebagai Langkah Konservasi Kebudayaan dan Kearifan Lokal Indonesia” masuk 10 besar. Sedangkan kamis pukul 5 sore, para finalis diminta sudah berada di Solo. Bahagia bercampur galau! Pasalnya, bahan presentasi E-Khazanah sama sekali belum dipersiapkan. Belum lagi mengurus perizinan kuliah dan memesan tiket kereta ke Solo.
Namun, semua masalah itu perlahan terurai. Pak Ahmad Mukhlason sebagai dosen pembimbing dalam karya tulis E-Khazanah ingin presentasi dimaksimalkan, jadi sore itu juga aku relain gak kuliah Manajemen Layanan buat latihan presentasi sama Pak Mukhlason. Saat itu Bu Feby juga ikut mendampingi latihan presentasi. Selama latihan, disadari ternyata aku masih belum menguasai betul materi karya tulis yang Mbak Ika dan aku tulis. Walaupun latihan sore itu belum membuatku cukup siap, Pak Mukhlason cuman berpesan untuk kuasai materinya, InsyaAllah pas didepan mesti lancar, dan itu terbukti.
Malamnya langsung pesan tiket kereta, kerjakan beberapa tugas yang masih tersisa, dan masih galau buat besok. Bolak-balik baca materi karya tulis dan buat presentasinya. Terus juga kabari Bunda Ayah di Jakarta kalau aku besok mau ke Solo. Tidur juga gak nyenyak karena kebawa pikiran terus, tapi cuman yakin ini gak boleh disia-siain gitu aja, anak tangga ke-sekian dimana aku pertama kali masuk event nasional.
Paginya berangkat naik becak ke Stasiun Gubeng, Alhamdulillah gak ada barang yg ketinggalan kecuali kancing almamater. Gak nunggu terlalu lama, aku naik ke Argo Wilis tujuan Bandung yang lewatin Solobalapan. Selama di kereta juga masih bolak balik kertas karya tulis E-Khazanah. Sampe akhirnya tiba di Solobapan dijemput Eka Taufik Akbar, temenku dulu waktu bimbel di GO Kalimalang yang sekarang kuliah di Agribisnis UNS.
Langsung taro tas di kosannya, langsung pergi makan dulu. Solo memang kota yang pas bagi kantong mahasiswa, ongkos makannya murah. Abis itu temen yang aku panggil Ka-te itu, mau kuliah dan aku nge-jedog di kosannya dulu. Disitulah aku nyempurnain presentasiku sampe akhirnya aku minta review ke Pak Mukhlason.
Mendekati jam 5 sore, Kate dan aku nyusulin panitia ke gerbang depan UNS. Nunggu bentar, langsung diangkut panitianya pake motor ke Asrama Mahasiswa UNS. Gedungnya memang baru, tapi jarang berpenghuni. Bahkan begitu masuk pertama kali yang terlihat adalah gedung tua tidak terurus kayak yang ada di film “The Raid” yang ada Adh”iko” Uwais itu :D . Ternyata aku adalah finalis pertama yang sampe di asrama. Yah, kalo mau digambarin lagi asramanya, udah pas-lah untuk kelas mahasiswa.
Malamnya sebelum technical meeting buat presentasi besoknya, aku dapet temen sekamar juga. Dia adalah Ribut Budiyono, mahasiswa Biologi UNS. Karyanya berjudul “nDeso Biofarmart” ada di posisi pertama bersama teman satu tim-nya yaitu Dito Haryudanto dari Kimia UNS. Malamnya mereka gak tidur nyiapin presentasi. Walaupun mereka senior, aku akrab gak manggil mereka pake gelar “mas”. Bahkan kita sama-sama dari barat, Ribut dari Sukabumi dan Dito sama-sama dari dari Jakarta.
It’s the show time! Keesokan harinya kita berangkat ke Auditorium FKIP UNS. Aku sendiri dapet giliran presentasi setelah Jumat’an. Tidak ada kesalahan berarti selama aku presentasi rasanya. Hanya saja aku dikritik karena bilang “Semua budaya itu baik..”, karena menurut salah satu juri bagaimana dengan budaya bar-bar, memang seharusnya aku bilangnya “Semua budaya di Indonesia itu baik…”. Lain lagi dengan komentar dari juri yang merupakan programmer, dia bertanya mana prototype-nya. Sudahlah, saat itu perasaanku berkata: “Puas, tapi gak berharap banyak.”
Deg deg deg… Akhirnya para juara diumumkan satu per satu oleh mbak Kalis Mardiasih, seorang akhwat yang “luar biasa” semangatnya. Karya dari UNY di posisi pertama, disusul pasukan dari Akademi Kepolisian Semarang, dan kawan-kawan dari Universitas Brawijaya (UB). Siapa saja mereka dan apa saja judul karyanya bisa dilihat di http://festivalilmiah.uns.ac.id. Cukup unik memang ada calon polisi yang ikut, persaingan memang semakin terbuka dan harus berdampak positif. E-Khazanah sendiri hanya mencapai posisi ke-4, aku rasa itu sudah dengan campur tangan Tuhan. Malamnya panitia bawa fieldtrip ke Kampung Batik Laweyan dan Keraton Mangkubumi.
Setelah pengumuman itu, saatnya pulang. Masih sempet ketemu Kate di gerbang depan UNS yang bawain titipanku, aqua botol gede. Pulang naik Rosalia Indah ke Bungurasih, Surabaya bareng temen-temen se-kontingen Jawa Timur dari UB. Merekalah juara ketiga yang rela nganterin aku ke Surabaya dulu padahal ada bus langsung ke Malang gara-gara aku bilang ini pertama kali naik bus lintas propinsi. Terima Kasih Afiqhie, Andrian, dan Akhiyan. Terima Kasih juga semua temen-temen lain, sebenernya pengen aku sebutin satu-satu, yang telah banyak memberikan pelajaran dan pengalaman. See you at the Top!
Finalis

Keliatan tegang gak??

Fieldtrip Solo

5/6/12

Tugas Presentasi - Project Human Resources Management

oleh: Tim KERAMAT
Adhika I. D. Pratomo, NRP 5210100012
Razi Mauladani, NRP 5210100063
Ana Nurjanah, NRP 5210100093
Januar Randra Satriawan, NRP 5210100105
Gigih Yudha Hutama, NRP 5210100121
MPTI Kelas A
Project Human Resources Management
base on PMBoK

4/29/12

BUSTER on Media

Jawa Pos - Minggu, 29 April 2012
Eureka TV (tv.its.ac.id) - Youtube Channel

Selamat Menikmati :)

4/15/12

"Transforming Business, Building Careers" with SAP


Laporan: Adhika ID Pratomo
Resume Kuliah Tamu Perencanaan Sumber Daya Perusahaan


SAP, dibaca ”eis-ei-pi”, begitulah perbedaan Singgih Wandojo mengucapkan perusahaan yang dipegangnya untuk wilayah Indonesia. Jelas saja, Ia adalah alumnus Teknik Elektro ITS yang kini menduduki kursi Managing Director SAP Indonesia. Bedanya, begitu bangga anak-anak Sistem Informasi ITS terhadap perusahaan tersebut, tapi mengucapnya masih “es-a-pe” atau biar aman dijadikan satu penggalan kata “sap”.
Namun, lidah tetaplah lidah yang bisa dirubah dan dilatih. Pagi itu (11/04), Pak Singgih datang ke ITS untuk menyampaikan kuliah tamu yang bertajuk “Transforming Business, Building Careers”. Perkenalan SAP sebagai perusahaan global menjadi pembuka, tidak asing lagi jika pengembang aplikasi bisnis ini sudah digunakan ratusan perusahaan di dunia, dengan 80%-nya penopang brand terkemuka.
Berhubung audiens-nya adalah akademisi, Pak Singgih bercerita baru saja lahir sebuah terobosan SAP dari penelitian di universitas. Hasso-Plattner-Institut dan Stanford University pada hasil risetnya yang kini sudah digunakan industri menamai terobosan tersebut sebagai SAP HANA (High-Performance Analytical Appliance). Apa itu SAP HANA? Sebentar dulu.
Sebelumnya, apa itu SAP? Maka mainan anak-anak LEGO™ menjadi pengibaratan. Setiap bagian dari mainan bongkar pasang tersebut adalah proses bisnis. Maka SAP hanya akan menjual dan memasang bagian yang menjadi proses bisnis perusahaan yang akan membeli produknya.
Sebagai perusahaan penyedia aplikasi bisnis, SAP sadar betul pergerakan customer terhadap teknologi saat ini. Tren teknologi tersebut diantara lain:
  • Connectivity, yaitu adanya barang yang kita sebut sebagai smartphone. Barang yang membuat bisnis bisa diakses kapan saja dan dimana saja. Bagaimana SAP sebagai penopang proses bisnis bisa diakses dari genggaman tangan?
  • Big Data, transaksi dalam proses bisnis ternyata setiap 18 bulan meningkat konsumsi penyimpanannya hingga 2 kali. Bagaimana SAP dapat memanfaatkan data-data tersebut menjadi sebuah rangkaian cerita bagi perusahaan atas tingkah pola customer?
  • Cloud, saat ini 80% software ditawarkan dalam bentuk cloud. Kenapa? Perusahaan tidak mau lagi dibebani oleh operasional SI/TI. Saat memutuskan menjadikan solusi SI/TI sebagai penopang proses bisnis, jangan sampai performa perusahaan menurun karena dia bukanlah perusahaan berbasis SI/TI.
  • Social Media, menjadi penting mempertimbangkan hal yang satu ini. Bisnis di Amerika contohnya, saat seorang pengunjung pantai membuat tweet tentang panasnya pantai suatu sore, maka akan membuat toko eskrim mengirimkan truk jualannya ke pantai tersebut.
Tren diatas mengerucut lagi menjadi keinginan customer terhadap produk SI/TI, antara lain:
  • Instant use & instant value, everywhere.
  • Lower IT cost.
  • Beautiful Product Experience.
Sehingga SAP memiliki susunan kategori pasar yang disebut sebagai “SAP’s 5 Market Categories”, yang kelimanya mengarah pada 24 industri dan 11 lines of business, yaitu:
  • Cloud
  • Mobile
  •  Analytics
  •  Applications
  • Database & Technology
Lalu, apa itu SAP HANA? Menjawab tantangan trend dan keinginan customer, SAP HANA adalah sebuah terobosan in-memory computing. Bekerja sama dengan produsen hardware terkemuka, SAP HANA membuat penyimpanan data yang akan diproses di atas memori komputer. Sehingga kecepatannya bisa 365 kali dari pemroresan pada umumnya. SAP HANA tergolong columnar data storage architecture, mungkin akan menggantikan row data storage architecture yang digunakan RDBMS pada umumnya selama ini.
Aplikasi terbaru yang diakuisisi SAP berbasi cloud adalah untuk Human Capital Management. Inilah SAP, tidak berdiri sendiri. Terdapat ekosistem sebagai partner SAP, seperti konsultan dan developer. Menurut penuturan Pak Singgih, SAP jarang menerima fresh graduate sebagai pegawainya. Konsultan pun biasanya yang sudah 3 s.d. 5 kali terlibat proyek SAP. Namun, peluang bekerja terlibat bersama SAP cukup besar mengingat baru Jakarta sebagai kota di Indonesia yang sadar ERP. SAP secara global telah merumuskan poin-poin penting yang menjadi pondasi kesuksesan implementasi SAP, antara lain Sponsorship (top-down influence), Best Practice, Program, People, dan Technology & Support.
Sewajarnya PLN, Telkom, Indofood, Krakatau Steel, dan beberapa perusahaan besar lainnya di Indonesia menggunakan SAP. Bagaimana dengan kampus? Ternyata baru UII Yogyakarta saja yang mengimplementasikan SAP, bukan sekedar SAP Campus Alliance. Walaupun bukan untuk main business-nya, yaitu pendidikan, tetapi implementasi SAP untuk financial management. Transparansi keuangan menjadi benefit bagi UII.

3/13/12

Tugas 3 - IS/IT Project Management mind map

By Adhika ID Pratomo, 5210100012
IS/IT Project Management class A


3/4/12

Resume Kuliah Tamu - Project Management for a Civil Engineer

By Adhika I D Pratomo, 5210100012
IS/IT Project Management class A

What things make IS projects different with civil engineering (CE) projects? CE projects have to be well-planned. For them, plan is result. If a plan has been implemented, you can’t change it. If a building has built in an area, could it be moved?
IS projects trend’s nowadays is agile development. What is agile? It is an extreme way to build a system or software. Extreme could softly change to word “dynamic”. For example, when programmer has done a prototype, you can request change. But, changes make costs. The changes loop until the development makes improvement, close and closer to the objectives/requirement specification.
A project for Dr. Ir. I Putu Artama Wiguna, M.T., Ph.D. (CE lecturer from ITS), is a practice like Project Management Body of Knowledge (PMBoK) has explained. In the guest lecture that he bought, we can summarize that a project is:

  • Have a contract that say when to start and when to finish. If you don’t make time constraint, it will imply spent of cost and other resources.
  • Unique! One project and another project must have any different
  • Limited resources, like time, finance, people, and scope.
  • Clear scope, we can specify it to a task list.
  • Measurable and accountable result.

Wait, we have a contract, how if the contractor makes violates? The client should send them a warning memo. Send it for the third, the contract officially end. The client lose their money invested and the project for the customer have to be re-schedule, and the contractor got a 'point' of reputation. So, how to prevent it? Choose a right contractors, like requires any certification or client's testimonials.

2/21/12

Tugas 2 - Konsultasi dan Analisa Bisnis pada Proyek Teknologi Informasi

Oleh:
Adhika ID Pratomo, 5210100012
Farah Dita Rosendy, 5210100070
MPTI Kelas A

Banyak perusahaan sadar akan butuhnya SI/TI dari mulai sebagai hanya supporting tool hingga aplikasi strategis. Sistem ataupun teknologi, membutuhkan pengeluaran yang disebut sebagai investasi SI/TI. Namanya investasi, jelas butuh tujuan yang jelas dan perencanaan yang matang agar investasi tersebut menguntungkan.
Praktisi SI/TI yang sudah berpengalaman pada berbagai implementasi menyadari kegagalan proyek SI/TI adalah perencanaan yang kurang matang, penentuan lingkup (scope) proyek yang kurang tepat, dan penggalian kebutuhan/masalah yang kurang mendalam. Sehingga dibutuhkanlah tenaga yang sengaja dibayar untuk keahlian menganalisa sistem hingga proses bisnis perusahaan. Tenaga tersebut disebut analis bisnis dan konsultan.
Analisa Bisnis dan Konsultasi ini bisa dilakukan sebagai proyek tersendiri dan tergabung pada proyek sampai implementasi. Karena pada dasarnya konsultasi sebagai proyek hanya sampai tahap desain saja. Satuan tim Konsultasi dan Analisa Bisnis (biasanya sebuah perusahaan) diisi orang-orang yang berpengalaman dan berwawasan luas pada implementasi agar perencanaan yang akurat dalam desain sebagai hasil akhir dari proyek konsultasi. Lebih rinci lagi mengapa tim konsultasi dan analisa bisnis butuh orang-orang berpengalaman dan berwawasan luas karena:
Memperhitungkan dana dan harga proyek hingga implementasinya. Pada berbagai proyek SI/TI, terutama software, pengerjaannya fleksibel terkait waktu, pemberdayaan manusia, dan ruang lingkup. Sehingga analis bisnis perlu membuat laporan kepada konsultan benar-benar akurat tentang kebutuhan dan permasalahan perusahaan. Pastikan tujuan proyek sejalan dengan ekspektasi pelanggan. Pada dasarnya, tidak ada yang baku pada sebuah proyek konsultasi.
Pada intinya, proyek konsultasi dan analisis bisnis yang biasanya mengacu pada sebuah proyek sesungguhnya, sebagai pihak internal ataupun eksternal. Karena pada dasarnya setiap proyek yang masuk tahap konstruksi hingga implementasi membutuhkan analisa bisnis, konsultasi perencanaan, desain implementasi, dan bahkan operasi outsourcing dan negosiasi investasi.
Sebagai contoh sebuah perusahaan penyedia jasa telekomunikasi ingin memiliki sebuah network management system (NMS). Padahal selama ini perusahaan tersebut sudah memiliki infrastruktur jaringan yang memadai. Secara kasat mata, penggunanya hanyalah Divisi Network . Namun, konsultan dengan kemampuan analisa bisnis juga melihat stakeholder lainnya, yaitu Divisi Teknologi Informasi, Divisi Multimedia, dan Divisi Billing. Mengapa?
  • Divisi Teknologi Informasi adalah stakeholder yang bertanggung jawab atas aplikasi-aplikasi internal, sistem terintegrasi, database perusahaan, hingga kebijakan dan tata kelola teknologi informasi (IT Policy & Governance). Analis bisnis perlu mengetahui lalu lintas jaringan yang dilalui pada komunikasi paket aplikasi. Selain itu, konsultan juga dapat memberikan beberapa saran untuk efisiensi pengaturan aplikasi terhadap jaringan.
  • Divisi Multimedia adalah stakeholder yang dianggap muara layanan multimedia bagi pelanggannya. Analis bisnis perlu menggali kebutuhan bisnis multimedia yang diakses melalui jaringan dari pelanggan. Konsultan melihat potensi proses bisnis yang lebih sederhana di multimedia agar biaya untuk layanan multimedia dapat lebih murah.
  • Divisi Billing adalah stakeholder yang menghitung penagihan pelanggan dari transaksi-transaksi yang diantaranya melewati jaringan. Analis bisnis perlu mengetahui informasi apa saja yang dibutuhkan Divisi Billing dari lalu lintas jaringan. Konsultan dapat menyarankan beberapa aplikasi lain untuk billing terkait jaringan.
Pada stakeholder utama, yaitu Divisi Jaringan, tergali kebutuhan strategis agar terdapat Network Monitoring Center di kantornya dimana operatornya outsource saja. Untuk itu, langkah manajemen proyek konsultasi dan analisa bisnis di perusahaan telekomunikasi tersebut meliputi:
  • Workshop kebutuhan (requirements workshop), ini hanyalah salah satu jalan untuk mendapatkan kejelasan apa yang sebenarnya stakeholder inginkan. Apalagi sistem yang diminta bukanlah hal yang baru, tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan tersendiri perusahaan. Pada workshop ini diundang para stakeholder untuk saling presentasi dan memberikan masukan. Konsultan (pada workshop sering disebut fasilitator) mempresentasikan NMS yang pernah Ia desain bagi perusahaan lain. Stakeholder yang menyimak memberikan feedback berupa perbedaan dari NMS tersebut dengan apa yang diharapkan di perusahaan telekomunikasi tesebut. Konsultan dari hasil workshop ini bisa menentukan stakeholder lain yang belum terangkul dan lingkup pada proyek ini.
  • Analisa bisnis, setelah mengetahui proyek seperti apa yang diharapkan. Analis bisnis dan konsultan mempelajari struktur kewenangan dan pengelolaan, infrastruktur yang sudah ada, dan bentuk koordinasi dengan fungsi lain di perusahaan. Termasuk visi dan misi investasi teknologi informasi yang dicanangkan.
  • Desain implementasi, mungkin tahap ini bisa dilakukan berulang-ulang karena revisi. Hasil akhir dari proyek konsultasi dan analisa bisnis memang tidak sampai dengan implementasinya. Desain yang diberikan hanya sekedar petunjuk pelaksanaan proyek, desain sistem, dan manajemen proyek yang telah disesuaikan. Termasuk permintaan atas pembangunan Network Monitoring Center dan strategi pemberdayaan tenaga outsource. Seperti dicontohkan, awalnya tenaga outsource hanya 20% dengan pekerja asli perusahaan, lalu menjadi 50%, dan hingga akhirnya 90%. Strategi bertahap tersebut dimaksudkan agar manajemen tetap fokus pada improvement dulu, setelah itu baru fokus pada efisiensi.
Proyek tipe Konsultasi dan Penanganan Analisa Bisnis tidak mempunyai baku dalam pelaksanaannya. Namun, yang jelas proyek tipe ini hanya sampai dengan tahap desain, tidak berkutat pada implementasinya. Untuk itu, pekerjaan proyek ini memerlukan tenaga-tenaga yang berpengalaman pada implementasi sebagai dasar perencanaan pada analisa. Disiplin pengetahuan yang perlu diterapkan pada proyek ini sangat beragam dan sangat mahal jika mampu membuka peluang-peluang baru.


Bibliography:
Cadle, J., & Yeates, D. (2008). Project Management for Information Systems. Harlow: Pearson Education Ltd.
Hallows, J. (2005). Information System Project Management. Saranac Lake: AMACOM.
Wikipedia. (2012, February 7). Information technology consulting - Wikipedia, the free encyclopedia. Retrieved February 21, 2012, from Wikipedia, the free encyclopedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Information_technology_consulting

2/17/12

Tugas 1 - Project Concept & Management

By Adhika ID Pratomo, 5210100012
IS/IT Project Management class A

Have you ever in a committee or a team? You have some responsibility there for a goal. But you just involved until your goal achieved. So, you’re in a project. After a project done, you can’t get back in a phase for any reason. You may fix your mistake in another chance. Now, we just get a characteristic of Project, a creation or even re-creation of something we want to create with a parameter of responsibility termination. We can assume it as the definition of project.
So, is project different with operation? Management expert will say “Yes!”. Operation isn’t scheme that run-once-and-done like project. Operation has a repetition with any incremental variable value as the parameter. Different with project, for a result you want to achieve, you have to design, or you can re-design a scheme logically.
How do we make a well-planned scheme? How to make the scheme well-run in many aspects? For example, I’m now in information system majors. I got many lecture materials that will be important in my career later if I manage a project. So, there’s a discipline called Project Management, managing all aspect related that we call as Resources to solve a problem or accomplish a demand, like time, people, money, machine, etc.
Project Management experts realized that many complications of project management for a qualified product is just three. The 3 constraint are:
  • Schedule, competition in marketing is about who can get in to the market faster. When you lose it, the pioneer right now has plan another product that will substitute their product before. In cost view, more time elapsed means more money we spend. Fast production not always guarantees customer satisfaction when you don’t concern about quality event values. In some case, marketing division can determine moments will use as schedule of product release based on customer behavior observed.
  • Cost, one reason a product will faster accepted in the market is the price. Cheap or expensive price you offer is based on market you target. For example, cheap product for high-class customer will raises their doubts about your product. Simplest strategies in pricing is just set it cheapest you can without make you deficit and lose from competitor, you need any strategy in another aspects those make cost.
  • Scope, this applied in many aspects like marketing targets, production methods, human capital management, etc. You have to specify which focus you will use in each aspects you identified. You can’t covered it all, determined the best focus you can use for result/case/problem/demand you face.
In each constraint above need strategies to face them. After we realize why we need any strategies, let we know some simple way to arrange a strategy.

  1. Analyzing the Environment. Most popular tool to do this step is SWOT—Strength, Weakness, Opportunities, and Threats. There is other tool for more specified environment analysis covers PESTEL—Political, Economic, Socio-cultural, Technology, Environment, and Legal.
  2. Planning the Direction. Before you design your strategy, your organization must have a value or vision. In strategy building after, it was the indirect requirements in project strategy goals.
  3. Planning the Strategy. After you have much reason to achieve something, describe it as a condition will be happened after. Remember, project have to have a parameter for termination, is it a results or goals.
  4. Implementing the Strategy. Just remember to monitor and control the strategy implementation.

So now, who is the main actor of project management? What role he/she play? We can call them as Project Manager. Many roles he/she play in one time. But, many project management experts said that it’s NOT TRUE for project manager come from related technical background. As the Team Leader, so their soft-skill of teamwork and leadership are important. Based on project management strategy characteristic, analysis skill will affect creation of solution, so it means project manager would be someone broad-minded and open-minded.

Bibliography:

Cadle, J., & Yeates, D. (2008). Project Management for Information Systems. Harlow: Pearson Education Ltd.
Hallows, J. (2005). Information System Project Management. Saranac Lake: AMACOM.

1/14/12

Alhamdulillah...

Cukup merasa exciting, akhirnya tulisan yang aku kirim buat ITS Online di-publish. Itu adalah cerita tentang perjalanan, gak keluar kota, pas survei DMJ ke Telkom naik taksi. Sebuah kisah yang memotivasi datang dari seorang Sopir Taksi.
Terima Kasih banyak buat temen-temen Redaksi ITS Online, terutama buat Lutfi 'sading' Hilman atas petunjuknya dan redaktur yang ngeditin tulisanku. Semoga besok-besok diizinin nyumbang tulisan lagi :D